NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita, memberikan apresiasi terhadap perusahaan tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang telah memanfaatkan lahan bekas tambang menjadi sebuah Peternakan Sapi Terpadu (PESAT).
“Saat ini pemerintah terus mendorong percepatan peningkatan produksi sapi potong seperti yang dilakukan di Kaltim, salah satunya dengan mengajak peran swasta,” ungkapnya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Nusantaranews, Jakarta, Senin (27/2/2017).
Menurut Diarmita, usaha pembibitan sapi Bali juga menjadi perhatian karena hewan ruminansia tersebut merupakan kekayaan atau sumber daya genetik ternak ruminansia yang menjadi icon sapi Indonesia.
Diarmita menilai, Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini masih kekurangan sapi, sehingga harus memasok dari daerah lain seperti Sulawesi Selatan. Untuk itu, Diarmita menyarankan agar program pengembangan sapi di lahan bekas tambang tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan populasi sapi di Kaltim, sehingga kebutuhan daging sapi di Kaltim tidak lagi mengandalkan dari daerah lain.
“Sudah saatnya Provinsi Kaltim ini mempercepat produksi 2 juta ekor sapi, baik yang dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun peternak rakyat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Diarmita mengatakan, ke depannya harus dipikirkan bagaimana mewujudkan provinsi Kaltim agar dapat swasembada dan melakukan ekspor baik dalam bentuk daging maupun daging olahan. “Untuk itu, Pemda bisa menggandeng perusahaan-perusahaan setempat atau investor dari daerah lain. Salah satunya dengan memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan tambang yang nilainya cukup besar,” katanya.
Diarmita juga menuturkan, pemerintah pusat ingin melihat populasi ternak, khususnya sapi yang bisa berkembang cepat. “Saya keliling ke berbagai daerah di Indonesia, ingin agar populasi ternak di negeri ini dapat berkembang dengan cepat,” ujarnya.
Diarmita menambahkan, Pemerintah saat ini telah mencanangkan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang berorientasi pada pencapaian swasembada protein hewani. Menurutnya, Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan kebuntingan 3 juta ekor sapi pada tahun 2017, sehingga suatu saat nanti Indonesia bisa mengekspor daging ke luar negeri.
“Sebab Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi negara pengekspor daging. Untuk keberhasilan Upsus Siwab ini, saya berharap semua pihak baik pemerintah pusat, daerah, swasta dan peternak bergerak semua ikut mensukseskannya,” katanya.
Reporter: Rudi Niwarta