Puisi

Kaleidoskop 2017

Puisi Iramawati Oemar
Kaleidoskop 2017
Ada kereta kencana tanpa raja.Ada raja tanpa wibawa.
Karena hanya singgasana saja yang dia punya.
Singgasana tanpa kuasa.
Kuasa ada di tangan patih serba bisa.
Menjalankan titah penyandang dana.

Ada wibawa di lisan ulama.
Yang diikuti karena keteguhan imannya.
Tak pernah terbeli harga dirinya.
Meski ditekan dan dinista.
Dengan berbagai fitnah dan dusta.
Namun ummat tetap percaya.

Ada pejuang anti rasuah yang dianiaya.
Secangkir air keras menyiram matanya.
Sebelah mata pun menjadi buta.
Hampir sembilan bulan lamanya,
Pelakunya tak juga jadi tersangka.

Ada pakar IT dibacok di pagi buta.
Hampir melayang nyawa dari raganya.
Sang pembacok diajak makan bersama.
Tangan hanya diikat borgol plastik sekenanya.
Sekarang entah kemana mereka semua.
Tak terdengar lagi kabar berita.
Tersangka tak pernah duduk di kursi terdakwa.
Mungkin kini mereka tertawa-tawa.

Ada yang katanya dipenjara.
Tak pernah keluarga menjenguknya.
Tak ada tahanan yang pernah melihatnya.
Semua yang mengaku menjenguk tak pernah ada fotonya.
Mungkin dia punya sel istimewa.
Yang tak terlihat kasat mata.

Ada dua tiga ulama,
Selalu dihalangi ceramahnya.
Para muallaf Pancasila,
Yang merasa kelompoknya paling ber-bhinneka,
Berteriak toleransi sambil bawa senjata.
Tafsir Pancasila ada di tangan mereka.
Ritual nya hanya cium bendera,
Sambil berteriak “Saya Pancasila!”
“Saya Indonesia!”
Padahal saudaranya tertimpa bencana,
Mereka tak hendak hadir kesana.
Medan berat jadi kendala.
Teriakan “Saya Indonesia” cukup lewat media sosial saja.

*Irimawati Oemar, seorang Ibu Rumah Tangga biasa. Kebetulan pernah terpilih menjadi Kompasioner terbaik tahun 2013.
__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 127