Puisi

Welkam Tahun Politik 2018

Puisi Iramawati Oemar

Welkam Tahun Politik 2018

Semula saya kira,
Kereta kencana menjelma jadi bajay sederhana,
Baru akan terjadi di tahun 2019 nantinya.
Demi slogan “SEDERHANA”
Tapi ternyata saya salah duga.

Tetiba muncullah sandal jepit.
Sederhana berubah wujud dalam sepasang sandal jepit.
Ditengah rakyat yang kian menjerit,
Karena tarip listrik yang terus melangit.
Dan ibu-ibu yang semakin terjepit,
Antri gas elpiji berhimpit-himpit.

2018 tahun politik kawan,
Maka kau jangan heran.
Sebentar lagi akan ada orang bersurban.
Keluar masuk pondok pesantren.
Pada kyai dan ulama dia akan cium tangan.
Seolah lupa telah berapa banyak pengajian dibubarkan,
Sudah berapa ulama dikriminalkan,
Namun tak ada suara tanda keprihatinan.

Kita akan masuk tahun politik, kawan.
Kalau ada yang kembali berjilbab, kamu jangan heran.
Penduduk Muslim memang menggiurkan.
Suara mereka sayang untuk diabaikan.
Lumayan banyak untuk meraih kemenangan.

2018 tahun politik, sahabat.
Pengaruhnya akan sangat dahsyat.
Tiba-tiba akan ramai foto para pejabat,
Yang sedang khusyuk sholat,
Sementara kameramannya sibuk jeprat-jepret.

Meski hanya 3-4 gelintir jamaahnya.
Walaupun tak rapat shafnya.
Yang penting terlihat ibadahnya.
Meski mungkin kesehariannya,
Sholat Subuh mereka alpa,
Tak berjamaah di masjid dekat rumahnya.
Meski sesungguhnya itu yang utama.
Allah perintahkan kepada hambaNya,
Laki-laki yang dihatinya ada taqwa.
Meski tak ada crew yang meliputnya.
Cukuplah malaikat yang mencatatnya.

Ini tahun politik, kawan!
Tak peduli kau makan di restoran dengan bill belasan juta,
Yang penting kau ajak juru warta,
Ketika kau minum kopi di warung kaki lima.
Tak jadi masalah kau sewa yacht harga berjuta-juta.
Yang penting sandal jepitmu belasan ribu saja.
Sudah siap para penulis handal yang luar biasa
Mereka akan giring pikiranmu ke kaki saja.
Ya, cukup sampai di kaki saja.
Tak usah naik hingga ke hati dan isi kepala.

Selamat datang tahun politik.
Mungkin akan makin penuh intrik.
Ustad gadungan akan makin dilirik.

Yang mempersetankan hadist Nabi akan jadi panutan.
Yang berani menantang firman Tuhan akan jadi jagoan.
Ustadz yang istiqomah akan makin disisihkan.
Ceramahnya akan terus dihadang berbagai alasan.
Yang menyuarakan kebenaran mungkin akan dipenjarakan.
Tapi percayalah kawan,
Kebenaran akan mencari jalan,
Mungkin hanya bisa sedikit diredam,
Atau diupayakan untuk dibungkam,
Dengan cara dikriminalisasikan.
Tapi semangatnya tak akan pernah padam.

Karena kebenaran akan mencari jalannya sendiri.
Sesuai kehendak Illahi Robbi.
Maka istiqomahlah meski engkau sendiri.
Lihatlah ulama kita dipersekusi.
Tapi mereka tak surut nyali.
Marilah kita saling kuatkan diri.
Dalam jalan panjang yang penuh onak duri.
Yakinlah, tak ada perjuangan yang tak berarti.

*Irimawati Oemar, seorang Ibu Rumah Tangga biasa. Kebetulan pernah terpilih menjadi Kompasioner terbaik tahun 2013.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 127