Lintas NusaPeristiwa

Kaderisasi NU Ditargetkan Lebih Cepat dan Massif

Nusantaranews.co, Lombok Tengah – Komisi Program Munas dan Konferensi Besar PBNU menargetkan percepatan kaderisasi bisa lebih massif dan tuntas di akhir tahun 2018.

Percepatan kader tersebut dibahas dalam Rapat Komisi Program Munas dan Konbes NU, di Pesantren Alhalimy, Lombok Barat, Jumat (24/11).

Menurut Pimpinan Sidang Komisi Program, Suwadi D Pranoto, penguatan program kaderisasi itu, dilakukan agar kualitas dan kapasitas sumber daya manusia NU yang mumpuni bisa terwujud di semua tingkatan struktural NU, beserta badan otonom dan lembaganya.

“Kita perlu menyamakan frekuensi kaderisasi di seluruh tingkatan NU dan seluruh badan otonom dan lembaga. Percepatan kader diharapkan bisa menjadi lebih massif agar kelangsungan organisasi NU tetap terjaga melampaui seratus tahun usia organisasi NU,” papar Suwadi.

Pihaknya mengakui, ada jarak yang tidak disadari antara kader yang berasal dari pesantren dan non-pesantren. Karena itu PBNU menyiapkan format kaderisasi yang akan menyinkronkan mindset sekaligus menyinergikan gerakan kader NU di lintas kalangan. “Kita punya kader struktural, kader fungsional, profesional, dan kader ulama yang perlu disinkronkan agar mindsetnya sama,” imbuhnya.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menang Telak di Jawa Timur, Gus Fawait: Partisipasi Milenial di Pemilu Melonjak

Senada disampaikan Wakil Sekjen PBNU, Sultonul Huda, yang menyoroti tentang pentingnya Madrasah Kader NU sebagai instrumen kaderisasi di kalangan struktural NU.

Sementara itu, Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Nurul Huda mengungkap perlunya sinkronisasi soal strategi publikasi dan koordinasi media antarlembaga dan banom NU, beserta pelatihan dan penguatan diseminasi isu dalam melawan radikalisme melalui media sosial.

“Riset dari Kemenag mengungkapkan, enam puluh persen pelajar yang aktif di organisasi kerohanian Islam, bersedia melakukan jihad ke wilayah konflik jika ada kesempatan. Ini tentu berbahaya karena akan mengakibatkan terjadinya benturan peradaban seperti yang diramalkan Huntington,” ujarnya.

Di sinilah, menurut Huda, dibutuhkan format khusus dakwah dan kaderisasi yang menyasar kelompok muda dan pelajar.(*)

Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 5