Khazanah

Munas Alim Ulama Ditutup, JK Sebut NU Organisasi Terbesar Dunia

Musyawarah Nasional Alim Ulama (Munas Alim Ulama) dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) 2019 resmi ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019). (Foto: Selendan S/NUSNATARANEWS.CO)
Musyawarah Nasional Alim Ulama (Munas Alim Ulama) dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) 2019 resmi ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019). (Foto: Selendan S/NUSNATARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Kota Banjar – Musyawarah Nasional Alim Ulama (Munas Alim Ulama) dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) 2019 resmi ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019).

Menurut JK, NU merupakan organisasi terbesar di dunia, dengan perkiraan memiliki anggota baik yang masuk dalam struktural maupun tidak mencapai 100 juta orang.

“Sebagai organisasi terbesar, saya kira NU bukan hanya organisasi terbesar di Indonesia, tapi terbesar di dunia. Karena walaupun 100 persen (penduduk) Saudi Islam mempunyai organisasi terbesar, ya penduduk Saudi paling tinggi 30 juta,” kata JK.

JK bersyukur Munas Alim Ulama dan Konbes NU berjalan dengan baik selama tiga hari, sejak Rabu (27/2) sampai dengan hari ini.

Wapres pun mengapresiasi hasil yang telah dicapai dalam forum tertinggi di bawah Muktamar NU yang setidaknya digelar dua kali dalam satu periode kepengurusan tersebut.

Musyawarah Nasional Alim Ulama (Munas Alim Ulama) dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) 2019 resmi ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019). (Foto: Selendan S/NUSNATARANEWS.CO)
Musyawarah Nasional Alim Ulama (Munas Alim Ulama) dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) 2019 resmi ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019). (Foto: Selendan S/NUSNATARANEWS.CO)

Beberapa rekomendasi hasil Munas Alim Ulama dan Konbes NU antara lain tentang status kewarganegaraan, di mana tak boleh ada sebutan kafir bagi warga negara Indonesia yang bukan beragama Islam, menyepakati konsep dan pengertian Islam Nusantara, hingga atasi permasalahan sampah plastik.

“Karena itulah maka kami mengharapkan atas keputusan ini pemerintah, seluruh masyarakat bekerjasama dengan para ulama untuk mencapai hasil-hasil yang disampaikan,” ujarnya.

“Nah semua ini tentu tergantung kepada kearifan para pimpinan, alim ulama, pengurus pesantren. Kita semua bersama untuk menjaga hal baik, sebaik-baiknya,” imbuhnya.

JK berharap Munas Alim Ulama dan Konbes NU yang telah selesai hari ini memberikan manfaat, bukan hanya bagi warga Nahdliyin tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.

Secara simbolis JK menutup acara tersebut dengan memukul beduk, didampingi Ketua Umum PBNU Said Aqil , Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Suharso Monoarfa, serta Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

“Semoga musyawarah, Munas Alim Ulama dan Konbes NU yang telah diselesaikan ini memberikan manfaat, bukan saja kepad warga NU, tapi juga seluruh masyarakat,” kata JK.

Pewarta: Achmad S
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,058