EkonomiPolitik

Jokowi Diduga Sebar Hoax, Sri Mulyani ‘Geram’

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kritik tajam mantan jurnalis South China Morning Post Jake Van Der Kamp terhadap Presiden Jokowi yang memberikan informasi tak benar (hoax) di forum internasional ihwal ekonomi Indonesia, membuat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sedikit ‘geram’. Van Der Kamp menilai Presiden Jokowi telah menyebarkan berita bohong (hoax) dan konyol (silly boasts).

Menanggapi hal itu, Sri Mulyani meminta kepada Van Der Kamp untuk berhati-hati sebelum berkomentar pedas. Menurutnya, yang dimaksud adalah di G 20. Sri Mulyani mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02 persen bukan  yang ketiga terbaik di dunia.

“Kalau seluruh dunia kan banyak negara-negara yang income-nya lebih rendah dari Indonesia, tapi gross-nya tinggi. Di Asean saja kalau kita lihat, Kamboja dan Laos itu lebih tinggi dari kita,” ungkap Sri Mulyani dikutip dari Kumparan.

“Beliau (Jokowi) mengatakan dalam negara-negara G 20 emerging market,” sambung Sri Mulyani.

Sementara itu, pimpinan Geprindo Bastian P. Simanjuntak mengatakan siklus  pertumbuhan ekonomi Indonesia di peringkat 3 di antara negara-negara G-20 itu tidak bisa dijadikan acuan untuk mengklaim peringkat dunia. “Pemerintah harus mengklarifikasi melalui tim ekonomi atau Menkeu. Jokowi juga harus mengganti tim ekonomi yang telah membuatnya dianggap konyol di forum internasional,” ujar Bastian.

Baca Juga:  Jelang Pilkada 2024, Bawaslu Nunukan Gelar Sosialisasi Netralitas ASN, TNI, dan Polri

Telusur: Analis Ekonomi Belanda Anggap Jokowi Sebar ‘Hoax’ Soal Ekonomi Indonesia

Itulah sebabnya Van Der Kamp sendiri mengaku sangat heran dengan kecenderungan para politikus termasuk presiden Jokowi yang kerap menggunakan angka produk domestik bruto (GDP) sebagai acuan untuk mengklaim capaian ekonomi mereka terbaik, padahal belum tentu demikian.

Bila merujuk pada data pertumbuhan ekonomi Indonesia terakhir, prosentase pertumbuhan Indonesia sangat memiriskan. Dimana Indonesia kalah telak dalam bersaing dengan Kamboja, Filipina, Laos dan Myanmar yang notabenenya tak memiliki kekayaan sumber energi dan alam melimpah. Bahkan data IMF World Economic Outlook pada quartal ke-4 2016 menyebut Indonesia berada di peringkat 35.

Pewarta: Romandhon

Related Posts

1 of 45