Kreativitas

Jito Banyu Serukan Antikekerasan Pada Anak Lewat Film “Untuk Angeline”

NUSANTARANEWS.CO – Jito Banyu Serukan Antikekerasan Pada Anak Lewat Film “Untuk Angeline”. Jito Banyu sebagai sutradara siap menyerukan antikekerasan pada anak lewat Film yang akan tayang di bioskop mulai 21 Juli 2016 mendatang. Film yang diberi judul “Untuk Angeline” besutan Jito ini diproduksi oleh PT Citra Visual Sinema.

Pada mulanya, saat pertama kali sutradara film yang dibintangi beberapa artis ternama tanah air, pihaknya tidak ada pikiran menfilmkan kasus penyiksaan Angeline oleh ibu angkatnya itu. Akan tetapi, tatkala Jito Banyu sambangi lokasi kejadian dan mengobrol banyak perihal tragedi yang menimpa Angeline, kehendak memfilmkan nasib nahas Angeline muncul dalam benak jito.

Di samping itu, menurut pengakuannya, keinginan mengangkat kematian Angeline lantaran penyiksaan yang dilakukan ibu tirinya sendiri, bermula dari empatinya sebagai seorang ayah. Hal ini diakuinya saat Jito Banyu menyempatkan diri singgah di Gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin sore (11/7) lalu.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

“Saya membuat film Angeline ini berawal dari empati saya sebagai seorang ayah, apabila seumpamanya anak saya diperlakukan buruk oleh orang itu seperti apa,” ungkapnya.

Setelah keinginannya mantap, segera ia melakukan penelitian di Bali untuk memperdalam sebab dan musabat terjadinya tragedi yang dialami almarhumah Angeline. Selama melakukan penelitian, sutradara kelahiran Desa Sokaraja Wetan, Kecamatan Sokaraja, Banyumas itu aktif ikut serta dalam persidangan kasus Angeline. Guna melengkapi data-data yang dibutuhkan, ia pun mendatangi sekolah almarhumah.

Selama penelitian, Jito mengaku mendapat banyak hal. Misalnya, ia menemukan puisi yang mengandung ungakapan perasaan Angeline saat peringatan Hari Ibu di sekolahnya. Menurutnya, Angeline adalah sosok anak penyabar, tegar dan nyaris tidak pernah mengeluh. Walaupun penderitaan senatiasa almarhumah terima selamat tinggal bersama sang ibu tiri. Saking sabarnya, Angeline tidak pernah cerita apa yang dialaminya di rumah, saat salah satu gurunya melihat bekas luka di beberapa bagian tubuh almarhum.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Sebab itu, Jito berharap besar kepada masyarakat melalui film yang disutradarainya tersebut, supaya kekerasan terhadap anak tidak terjadi lagi. “Jangan ada lagi angeline-angeline yang lain,” tegasnya.

Jito pun berharap kepada semua orang tua untuk lebih sayang lagi terhadap anak-anaknya jika sudah nonton Film yang diangkat dari kisah nyata tersebut. Di mana, tambah Jito, selain cukup susah menyutradarai film berlatar kisah nyata, juga ada beban berupa kecemasan apakan film besutannya bisa diterima atau justru ditolak oleh masyarakat.

Adapun para pemeran dalam film itu antara lain, Kinaryosih memerankan Samidah (ibu kandung almarhumah), Roweina Umboh memerankan Terry (ibu tiri almarhumah), dan Naomi Ivo memerankan sosok almarhumah.

“Dua artis tersebut (Kinaryosih dan Roweina Umboh) saya pilih tanpa casting karena mereka dianggap cocok untuk memerankan tokoh Samidah dan Terry,” terangnya.

Sedangkan Naomi Ivo, tambah Jito, terpilih melalui casting yang diikuti oleh ratusan anak. “Kak Seto pun ikut main dalam film ini,” tandasnya. (MRH/SS)

Related Posts

1 of 3,051