NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Jaringan Intelektual Muda Islam (JIMI) menilai penghapusan UN (Ujian Nasional) guna menghemat anggaran patut didukung.
Menurut Ketua Umum JIMI Don Zakiyamani, selama ini UN tidak memiliki subtansi yang berguna bagi dunia pendidikan.
“Dahulu tahun 2014 Jokowi pernah janji akan hapus UN namun ia batalkan di tahun 2016,” kata Zakiayamani melalui pesan elektroniknya, Senin (18/3/2019).
Sebaiknya, lanjut dia, TKN tidak perlu meributkan soal penghapusan UN karena Jokowi juga pernah janji begitu. Banyak cara lain yang efektif dan efisien untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. Misalnya mengikuti ujian seleksi masuk PTN.
“Kan masuk PTN siswa harus ikut seleksi ujian sehingga gak perlu lagi UN lah,” katanya.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan, Sandiaga sebaiknya belajar dari kegagalan Jokowi menghapus UN dan manajemen dunia pendidikan.
“Kartu pra-kerja menurut JIMI adalah bukti bahwa pendidikan kita dibawah Jokowi telah gagal menyiapkan SDM yang diinginkan dunia kerja. Kegagalan itulah yang harus dibenahi Prabowo-Sandi agar tidak terulang lagi,” jelasnya.
Barangkali, kata dia, anggaran UN bisa dialihkan untuk lain yang bermanfaat. Misalnya kesejahteraan guru terutama guru honorer yang masih sangat memprihatinkan. Kalau buruh minta UMR dinaikan, selama ini guru honorer tidak pernah melakukan itu padahal gaji mereka dibawah guru.
“Sandiaga mengatakan akan menyeimbangkan pembangunan infrastruktur dan SDM, pembangunan SDM harus dimulai dari guru menurut kami,” tegasnya.
Sandiga, sambungnya, harus komitmen dengan pembatalan UN dan mengalokasikan anggaran UN untuk hal lain. “Jangan seperti Jokowi yang janji akan menghapus UN namun batal dan malah memecat Anies ditahun yang sama,” tandasnya. (mys/nn)
Editor: Achmad S.
