Berita UtamaHankamMancanegara

Jepang Meluncurkan Brigade Reaksi Cepat Amfibi Untuk Menghadapi Ancaman Cina

NUSANTARANEWS.CO – Jepang Meluncurkan Brigade Reaksi Cepat Amfibi untuk menghadapi ancaman Cina. Peningkatan aktivitas maritim Cina dalam beberapa tahun terakhir di sekitar kepulauan Senkaku Jepang yang diklaim pula oleh Cina – telah mendorong Pemerintah Jepang untuk meningkatkan kapabilitas pasukan militernya guna menangkal segala macam serangan musuh atas wilayah kepulauannya.

Pasukan Bela Diri Darat Jepang (Japan’s Ground Self-Defense Force/GSDF) pada hari Selasa mengalami akeselerasi dengan pembentukan komando terpadu serta kekuatan amfibi baru: Brigade Reaksi Cepat Amfibi (BRCA)

Kementerian Pertahanan Jepang menjelaskan bahwa brigade tersebut memiliki kapabilitas operasional amfibi yang dapat segera merespons dengan cepat serangan di pulau-pulau terpencil. Tugas brigade ini adalah menjalankan operasi pendaratan dan mengusir pasukan musuh untuk mengambil kembali pulau dari pendudukan musuh.

Brigade ini akan menggunakan kendaraan amfibi AAV7 yang digunakan oleh marinir AS serta pesawat pengangkut Osprey untuk membawa tentara dan pasokan. Brigade ini akan bermarkas di pangkalan SDF Ainoura di kota Sasebo, Nagasaki, guna menjaga kepulauan di sebelah barat daya Jepang tersebut. Untuk saat ini, BRCA akan terdiri dari sekitar 2.100 personel.

Baca Juga:  Jamin Kenyamanan dan Keselamatan Penumpang, Travel Gelap di Jawa Timur Perlu Ditertibkan

Sebagai informasi, Jepang telah membeli 17 Ospreys dari AS untuk memenuhi kebutuhan brigade baru mengangkut marinir ke medan perang. Pengiriman pesawat perdana diharapkan mulai pada 1 April 2018.

Peneliti dari Shanghai Institutes for International Studies, Chen Hongbin,  mengatakan bahwa pembentukan brigade baru tersebut itu jelas ditujukan pada kedaulatan laut Cina.

Chen juga menyebut langkah militer Jepang baru-baru ini merupakan cerminan Perdana Menteri Shinzo Abe yang menganggap Cina sebagai musuh. Sehingga Jepang telah mengubah rencana pertahanan nasionalnya menjadi strategi khusus yang menargetkan Cina.

Liu Jiangyong, profesor Hubungan Internasional di Universitas Tsinghua, melihat bahwa penyebaran “ancaman Cina” telah menjadi alasan bagi pemerintah Jepang untuk meningkatkan kekuatan militernya.

Perkembangan ini terjadi ketika Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang mendorong untuk menulis ulang Konstitusi damai negara itu.

Pada konvensi tahunan hari Minggu, LDP mengadopsi proposal untuk merevisi Konstitusi sesuai dengan rencana yang diusulkan tahun lalu oleh Abe, yang juga presiden LDP guna memperkuat Pasukan Bela Diri. Sementara para pengkritik mengatakan langkah tersebut dapat memprovokasi negara-negara tetangga dan memicu perlombaan senjata di Asia-Pasifik. (Banyu)

Related Posts

1 of 37