InspirasiKreativitasPuisi

Jejak Kepenyairan Muhammad Ali Sang Petinju Dalam Puisi

NUSANTARANEWS.COMuhammad Ali yang terbesar pergi selama-lamanya dengan meningglakan puisi-puisi yang pernah ditulis dan dibacanya. Puisi yang dilahirkannya merupakan bahasa jiwa dari seorang petinju sejati dan penyair yang penuh dengan hati yang lembut dan tulus.

Walaupun Ali di awal kariernya sebagai petinju dikenal sombong, namun sejatinya Ali merupkan sosok yang lembut dan peduli terhadap sesama. Ali menolak diskriminasi terhadap kulit hitam. Bagi Ali, Aku adalah Kita. Hal itu tercermin dalam beberapa puisinya.

Baca Juga : Puisi Perjuangan Muhammad Ali di Arena Tinju dan Kehidupan

Muhammad Ali menulis puisi atau syair-syair tentang diri dan lingkungannya untuk yang pertama kalinya, ketika dia bertanding tinju dengan Archie Moore. Adapun bentuk dan isi puisi yang ditulisnya adalah sebagai berikut:

Kala kau datang untuk bertanding
Jangan tutup jalanan di antara deretan tempat duduk
Dan jangan tutup pintu
Karena kau benar-benar bisa pulang
Setelah empat ronde.

Setelah puisi yang seperti meramal dirinya dirinya itu, Mumahhad Ali kembali menulis dan membacakan puisinya. Tepatnya ketika ia pulang dari Olympiade Roma dimana ia meraih gelar Juara Tinju Kelas Berat Dunia untuk yang pertama kali.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Bagaimana Cassius Mengambil Roma

Menjadikan Amerika yang terbesar adalah tujuanku
Maka aku pukul orang Rusia, dan kupukul orang Polandia,
Dan demi Amerika Serikat yang memenangi Medali Emas.
Orang-orang Italia berkata, “Kau lebih besar daripada Cassius Lama.”
Kami suka namamu, kami suka pertandinganmu,
Maka jadikan Roma rumahmu jika kausudi.
Aku bilang aku menghargai keramahtamahanmu yang baik hati,
Namun Amerika Serikat tetaplah negaraku,
Karena mereka sedang menunggu tuk menyambutku di Louisville.

Baca Juga : Ragam Aksi Muhamaad Ali dari Atas Ring Sampai Jendela

Dan inilah puisi-puisi pendek Muhammad Ali lainnya:

Aku Berdoa

Aku berdoa kepada Tuhan setiap hari
Jika Tuhan ada bersamaku
Tak seorang pun bisa mengalahkanku,

Pertandingan Emasku

Dari semua orang yang aku tandingi
Liston yang paling menakutan.
Foreman yang paling kuat.
Patterson yang paling piawai.
Yang paling keras adalah Joe Frazier.

Ini Hanya Pekerjaan

Ini hanya pekerjaan.
Kawanan burung terbang.
Rumputan tumbuh.
Ombak memukul-mukul pasir.
Aku memukul orang.

Baca Juga : Obituari! Obama: Muhammad Ali Berjuang untuk Kita Semua

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

(Sel)

Related Posts

1 of 2