NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Rencana Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk segera memiliki perda (peraturan daerah) pengendalian ternak sapi dan kerbau betina produktif tampaknya akan berjalan lancar. Pasalnya pihak legislatif telah menyetujui keberadaan perda tersebut.
Anggota FPPP DPRD Jawa Timur Suhermin Abdul Muhaimin mengatakan pihaknya mendukung penuh perda tersebut, mengingat dari data yang ada, Jawa Timur adalah provinsi yang memiliki populasi sapi potong terbesar di Indonesia.
“Tahun 2015 saja sebesar 4.267.325 ekor dan tahun 2016 sebesar 4.416.013 ekor. Hebatnya lagi, Jatim memenuhi kuota lebih dari 30 persen kebutuhan ternak sapi dan kerbau di Indonesia,” kata dia di Surabaya, Sabtu (28/7/2018).
Suhermin mengatakan perda tersebut juga tak bertentangan dengan regulasi dari pusat. “Sesuai UU No 41 tahun 2014 dan UU No 18 tahun 2009 terlebih lagi adanya Permentan No 49/Permentan/PK.440/10/2016 tentang pemasukan ternak ruminansia besar ke dalam wilayah RI,” terangnya.
Baca Juga:
Ekonom Konstitusi: Gagasan Industri Peternakan Terintergasi
UGM: Peternakan Negara Tropis Tingkatkan Kedaulatan Pangan
Pengembangan Sapi Belgian Blue Jalan Keluar Dari Ketergantungan Impor
Situasi ini berbanding terbalik dengan kasus peternakan sapi di Jawa Barat. Dalam hal ini Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, mengemukakan peternak di wilayah Jabar dengan sekitar 46,7 juta penduduk kata dia masih perlu untuk didorong kembali.
Karena belum mampu memenuhi kebutuhan sendiri, Sartika memaparkan sejumlah daerah di Jawa Barat masih bergantung pada peternakan di wilayah lain. Ketergantungan ini antara lain soal pemenuhan kebutuhan akan daging sapi potong, telur ayam, dan susu sapi.
“Sapi potong di Jawa Barat populasinya dibanding Jawa Timur, cuma 10 persen yakni 420 ribu sedangkan di Jawa Timur sudah 4,5 juta,” kata Sartika, di Tasikmalaya pada 18 Juli 2018.
Populasi sapi potong itu, ucap Dewi Sartika, tentunya berpengaruh terhadap produksi daging sapi potong. “Walau pemenuhan di kita 38 persen tapi sisanya masih ngambil dari Jawa Timur atau Nusa Tenggara Barat,” terangnya.
Pewarta: Setya
Editor: Romadhon