Budaya / SeniPuisi

Jas Hijau, Labirin, Senja Kota Satria – Puisi Saptarini Ellysa

puisi novy noorhayati syahfida, novy noorhayati syahfida, nusantaranews, nusantara news, puisi indonesia, puisi penyair indonesia, puisi nusantara, puisi pekerja, puisi perjalanan, sekuntum teratai, puisi bunga, puisi teratai
Perjalanan di kala senja. (Foto: Ilustrasi/kilatfintech.com)

JAS HIJAU

pemakai jas hijau kini kembali dengan gontai
menyebrangi jalan sambil membawa sebongkah harapan
langkah yang beriirama menjadi simbol perjuangan
terseret akan sebuah darah juang yang telah lama melakat
membuatnya menuntut sebuah hak hak peradilan
atas dasar tulang punggung yang dikorbankan
dan buah keringat yang telah lama terkuras
membuatnya iba akan segala rasa empati yang mendalam

2018

SENJA KOTA SATRIA

Senja kali ini mengulum cerita
Menukarkan nikmat yang telah lama tersesat pada kesepian
Eksistensi terhadap kesunyian yang telah lama fana
hingga akhirnya
Kebebasan menemukan kisahnya pada senja di kota satria
Jalanan banjir dikerumuni makhluk makhluk besi
lampu gedung mewakili keceriaanan jiwa jiwa gelap
Pedagang membludak untuk antrean para penikmat
Kopi, rokok, pisang goreng dan kacang adalah sejatinya teman
Lewat senja
3 sejoli mengukir sejarahnya bersama
membangun impian cita cita dilangit alun alun
mengubah ekspetasi untuk sebuah realita
cengkrama, obrolan dan diskusi
investasi untuk sebuah rencana
do’a do ‘a di debit untuk membangun saldo dalam jurnal masa depan
Simphoni harapan membumbung memenuhi langit senja
Mengukir sketsa abstrak untuk sebuah kebahagiaan
di kala senja kota satria
Kami sampaikan
Tuhan,
kenankan kami makhluk makhluk lemah
menuntun langkah arah untuk secercah
harapan do’a didalam jiwa yang telah membuncah

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Alun – Alun Purwokerto

LABIRIN

Sejak ada kala lahir dengan rasa
Tamaram sajak berotasi pada sketsa
daun daun nya luruh
ranting nya merantai
pada gang gang buntu
berjalan pada titik andai
tanpa menuai sudut
bercelah
laripun akan tetap tersesat
bicarapun masih berkelana
dengan orbit pandir pandir
lelah tau tapi tetap melangkah
pada setapak dengan
krikil dan batu yang tak pernah berubah.

Lossing Night, 28 Feb ’19

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,187