Budaya / SeniPuisi

Syair Bunda dan Surat untuk Mama

cerita pendek, cerpen, cerpen ola ummu athiyah, ola ummu athiyah, cerpen indonesia, siluet cinta bunda, cinta bunda, nusantara, nusantara news, nusantaranews
Seorang ibu memeluk anaknya. (Foto: Ilustrasi/mimherba.com)

Puisi Saptarini Ellysa

Terik Telah Mencapai Titik Puncaknya

nampaknya siang akan semakin lama
terkekang atau bahkan tinggal
dalam godaan
desiran angin mengusik rambut kekasih
menyerebak harum akan pasir putih
desiran ombak menggulung
berlomba untuk sampai ditepi
tebing tebing telah menelantarkan
lumut yang tak bersalah setelah
sekian ditabrak oleh serdadu pasang surut
sejenak terlihat vertikal tenang dan membuat
para penikmat air asin rela
berlama jongkok mengukir nama sang kekasih

Sodong, 2 Maret 2019

SYAIR BUNDA

Fajar masih sembunyi dalam mimpi dan anganmu
Namun tangan ini telah setia menengadah untuk mengusapmu
Mulutmu sibuk bergumam dengan alam fantasi
lagi, bibir ini seketika merapalkan setiap bait bunyi bunyi
Kala kau gulung kembali selimut dalam naungan pelukan
Tersungkur
Mengecup lembut kening mungil lewat bulir bulir suci
Nak,
“Apa kau sudah bangun?”
Sarapan setengah jadi mengusik lewat aroma tempe goreng
dan
kembali senandung itu kudendang membawa frekuensi
untuk segera bangkit pada meja makan
susu sudah tertuang manis pada gelas jumbo kesukaanmu
kuteguk teh hingga susu itu berubah tidak lagi beruap
kukayuh sesuap sup namun senyum mungil terlintas pada cermin sendok
Nak,
“Apa kau sudah sarapan?”
sekarang cangkir teh telah kosong, sengaja
untuk menyisakan waktu melihat kamu menghabiskan susu
aku tersenyum dan mulai kembali bergumam dangan simfoni kesukaan

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Purwokerto, Maret 2019

SURAT UNTUK MAMA

Mama
saat kau tengadahkan tangan lewat sela-sela tidurku
aku sibuk berpeluk kasih dalam anganku
namun, Mama
ketika aroma masakan menalurikan aku untuk bangkit dari kasur
aku langkahkah kaki pada meja belajar dan
aku putuskan beraksara untuk bercerita tentang sosokmu
lagi, aku salah menilai itu dan akhirnya aku hanya bisa termenung
menyeketsakan segala milikmu lewat angan tanpa menggerakan pena sedikitpun.

Purwokerto, Maret 2019

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,186