MancanegaraTerbaru

AS, Israel dan Sekutu Sedang Memainkan Perang Proksi di Iran

NUSANTARANEWS.CO – Setelah mengeluarkan retorika perang menyikapi program senjata nuklir Korea Utara, Amerika Serikat kini sedang serius membidik Iran.

Untuk kasus Korea Utara, AS tampak memanas-manasi Semenanjung Korea yang rencananya akan dijadikan medan konflik militer. AS dan sekutu tak punya cara untuk menebarkan proxy war (perang proksi) sebagai dalih kuat untuk menghukum Pyongyang selain isu senjata pemusnah massal yang digaungkan. Dan sejauh ini, provokasi AS belum berhasil karena nyatanya Kim Jong-un mengklaim program senjata nuklirnya sudah mencapai kata sempurna serta siap diluncurkan jika sewaktu-waktu AS mengumumkan perang.

Di sudut bumi lainnya, AS tampaknya mulai bekerja secara taktis dan teknis untuk merongrong kedaulatan Iran. Bekerja sama dengan Israel, proxy war mulai dimainkan. Kini, pemerintah Iran sedang menghadapi ribuan demonstran yang menggugat kepemimpin Iran. Demonstrasi yang diawali dengan protes keterlibatan Iran di Irak, Suriah dan Yaman serta kenaikan harga bahan pokok ini pada akhirnya berkembang menjadi demonstrasi politik anti-pemerintah.

Baca Juga:  Suasana Lebaran Berkilau di Pantai Lombang: Pertunjukan Seni dan Festival Layangan LED Menyambut Diaspora Sumenep

Sementara itu, retorika Presiden Donald Trump yang mengecam pemerintahan Iran adalah soal demokrasi, HAM, korupsi dan terorisme. Sedangkan Israel relatif senada dengan retorika Amerika Serikat menyikapi demonstrasi besar-besaran di Iran.

Demonstrasi anti-pemerintah yang dimulai di Iran pada hari Kamis kini telah menyebar ke beberapa kota besar dan menjadi gelombang demonstrasi terbesar sejak kerusuhan pro-reformasi nasional Iran di tahun 2009. Foto: BBC
Demonstrasi anti-pemerintah yang dimulai di Iran pada hari Kamis kini telah menyebar ke beberapa kota besar dan menjadi gelombang demonstrasi terbesar sejak kerusuhan pro-reformasi nasional Iran di tahun 2009. Foto: BBC

Bagi AS dan Israel, runtuhnya pemerintahan Iran di bawah kepemimpinan Hassan Rouhani adalah sebuah kemutlakan. Secara geopolitik, Iran merupakan batu sandungan bagi kedua negara dan negara-negara sekutu regional, untuk menancapkan kolonialisasinya di tanah Arab.

Seperti diketahui, di berbagai kawasan seperti Yaman, Suriah, Irak dan Lebanon Iran menyebarkan milisi-milisinya untuk membendung nafsu serakah ambisi AS, Israel dan sekutu guna menguasai Timur Tengah. Beberapa ekspansi AS, Israel dan Arab Saudi di Timur Tengah kerap kali digagalkan Iran melalui milisi-milisinya sehingga membuat mereka geram dan menebar kampanye kebencian terhadap Teheran.

Ambil contoh misalnya perang di Yaman. Milisi Houthi yang dikeroyok Arab Saudi dan sekutu berserta sekutu AS di Eropa masih kuat bertahan dari gempuran demi gempuran yang membabi buta dan menelan korban rakyat sipil. Begitu pula di Suriah, AS dan sekutu yang menyokong kelompok oposisi dan militan gagal melawan pasukan pemerintah Bashar Al Assad yang didukung penuh Rusia dan Iran. Akibatnya, AS dan sekutu mengalami kerugian tak terhingga saat terlibat dalam perang yang bergulir sejak 2011 silam. AS dan sekutu regional Arab terpaksa harus mengakui kemenangan Al Assad sekaligus meninggalkan cela sebagai pihak yang melakukan kejahatan perang.

Baca Juga:  Membanggakan di Usia 22 Tahun, BPRS Bhakti Sumekar Sumbang PAD 104,3 Miliar

Bahkan, menurut laporan kelompok HAM internasional menyebutkan bahwa selama kurun waktu tiga tahun ikut andil dalam perang di Irak dan Suriah, koalisi pimpinan AS menghadapi dakwaan sebagai penjahat perang karena mereka menewaskan hampir 6.000 warga sipil. Kini, AS dan koalisi tengah menghadapi dakwaan terkait komitmen mereka dalam melindungi kehidupan sipil.

“Ketika rezim ini akhirnya jatuh, suatu hari nanti, orang-orang Iran dan Israel akan menjadi teman baik. Saya berharap orang-orang Iran (demonstran anti-pemerintah) sukses dalam gerakan mulia mereka untuk kebebasan,” kata PM Isral Benjamin Netanyahu lewat sebuah video yang dipostin di akun Twitter resmi PM Israel.

Tak pelak, Teheran kemudian membalas bahwa kerusuhan yang tengah terjadi di beberapa daerah di Iran tak terlepas dari keterlibatan Israel yang memainkan proxy war-nya untuk menciptakan kekacauan sebagai alasan untuk terlibat langsung dalam konflik. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 59