FeaturedPolitik

Ini Rencana di Balik Seminar G30S-PKI dan Ritual Tahunannya

NusantaraNews.co, Jakarta – Aktivis beretnis Tionghoa, Zeng Wei Jian alias Ken Ken menilai agenda-agenda yang digelar di bulan September kaitannya dengan G30S/PKI tak lebih dari sekedar ritual. Dimana dalam pagelaran macam apapun, isinya tak lebih dari menyalah-nyalahkan Soeharto, khususnya Angkatan Darat.

“Jelang G30S-PKI, di bulan September, setiap tahunnya, ada semacam ritual. Rutin. Mereka bikin seminar. Teatrikal. Orasi. Sok “ungkap kebenaran”. Salahkan Pak Harto dan TNI, terutama Angkatan Darat,” kata Ken Ken di Jakarta, Senin (11/9/2017).

“Mereka bilang PKI ngga salah. Pak Harto dalang G30S. Serem. Mereka bikin stigma: Sejarah dibikin Jenderal yang menang. Narasi baru hendak diciptakan. Sejarah versi mereka. Pak Harto dan TNI divonis salah,” sambungnya.

Menurut Ken Ken, dari sekian banyak rasionalisasi, andai-andai, pelintiran, bahkan fitnah terhadap Jenderal Suharto dan ABRI, ada banyak loophole kecil dan kebocoran dari klaim PKI innocent. Misalnya, kata dia, mengapa pasca pasukannya ditekuk Jenderal Suharto di Lubang Buaya, DN Aidit kabur ke Jawa Tengah.

Baca Juga:  Mengawal Pembangunan: Musrenbangcam 2024 Kecamatan Pragaan dengan Tagline 'Pragaan Gembira'

Bukannya jelas, tegasnya, Pasukan Pasopati, Bima Sakti, Gatot Kaca adalah penculik dan pembunuh 6 jenderal. Mereka bukan pasukan Pak Harto. Tapi satuan dari Batalyon Cakrabirawa pimpinan Letkol Untung. Menurut Pak Harto, Letkol Untung sudah dikader Alimin (Tokoh PKI) sejak 1945.

“Demi membunuh karakter, mereka tuding Pak Harto ambisius, kudeta merangkak, melawan Presiden Sukarno dan sebagainya. Macem-macem, intinya Pa Harto jahat,” ucap Ken.

Faktanya, kata Zeng Wei Jian, Pak Harto rendah hati, selalu mengaku anak petani, dan tidak berambisi jadi Presiden. “Buktinya dia hanya mau terima posisi “Pejabat Presiden”. Baru ditetapkan sebagai presiden setelah melalui proses berbelit dan MPRS bulat. Sebabnya, karena Pak Harto menolak. Merasa ngga mempersiapkan diri sebagai presiden,” terangnya.

“Ngga masuk logika dan akal saya, bila Pak Harto dikatakan melakukan crawling coup d’etat. Lah wong, yang melakukan kudeta itu Letkol Untung kok. Dari pukul 7 pagi, tanggal 1 Oktober 65, Letkol Untung sudah menyiarkan adanya Gerakan 30 September via RRI. Jam 1 siangnya, dia mengeluarkan dekrit Dewan Revolusi dan menyatakan Kabinet Dwikora demisioner. Dia juga melikuidasi pangkat militer di atas Letnan Kolonel,” ungkap Ken Ken.

Baca Juga:  Rahmawati Zainal Peroleh Suara Terbanyak Calon DPR RI Dapil Kaltara

Kudeta komunis ini, lanutnya, ditumpas oleh Pak Harto. “Patah. Buyar. Bonyok. DN Aidit dieksekusi di Sumur Tua. NKRI tidak jadi negara komunis. Tapi kok 50 tahun kemudian, Pak Harto dan TNI dituding sebagai pihak yang jahat,” tandasnya.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 7