Ekonomi

Ini Persiapan Transformasi Perusahaan Manufaktur Nasional Menuju Industri 4.0

epala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara pada Workshop Self Assessment dengan tools INDI 4.0 di Jakarta. (FOTO: Dok. Humas Kemenperin)
epala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara pada Workshop Self Assessment dengan tools INDI 4.0 di Jakarta. (FOTO: Dok. Humas Kemenperin)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mensosialiasikan indikator penilaian penerapan teknologi industri 4.0 atau Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) kepada para pelaku industri manufaktur. Sebab melalui peta jalan Making Indonesia 4.0 inilah Indonesia akan memasuki era industri 4.0.

“Artinya, kita juga sudah punya strategi dan arah yang jelas dalam merevitalisasi manufaktur nasional agar lebih berdaya saing global,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara pada Workshop Self Assessment dengan tools INDI 4.0 di Jakarta, seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (20/2/2019).

Kemenperin menyelenggarakan lokakarya tersebut, dengan mengundang 112 perusahaan industri yang mewakili lima sektor manufaktur yang sedang mendapat prioritas pengembangan industri 4.0. Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, sertaelektronika.

“INDI 4.0 merupakan sebuah indeks acuan yang digunakan oleh industri dan pemerintah untuk mengukur tingkat kesiapan perusahaan menuju industri 4.0,” jelas Ngakan.

Baca Juga:  Rawan Ganggu Gula Lokal, Waspada Gula Impor Bocor di Daerah

Bagi industri, kata dia, INDI 4.0 mempunyai banyak fungsi, di antaranya sebagai acuan untuk menentukan posisi perusahaanyang kaitannya dengan industri 4.0 sehingga dapat menentukan strategi perusahaan ke depan.

Dia menambahkan, sejumlah negara juga sudah memiliki sistem pengukuran implementasi industri 4.0, seperti Industrie 4.0 Readiness dari VDMA Jerman dan The Singapore Smart Industry Readiness Index.

“Yang membedakan INDI 4.0 dengan indeks tersebut, adalah adanya penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi industri di Indonesia,” tegasnya.

Dalam INDI 4.0 ada lima pilar yang diukur, yaitu manajemen dan organisasi (management and organization), orang dan budaya (people and culture), produk dan layanan (product and services), teknologi (technology), dan operasi pabrik (factory operation). Kemudian dari kelima pilar, dibagi lagi menjadi 17 bidang.

Mengenai metode asesmen INDI 4.0, Ngakan menyebutkan, dilakukan melalui survei secara online yang diisi oleh pihak industri dengan dilanjutkan verifikasi lapangan yang dilakukan oleh para ahli yang kemudian dinilai dari level 0 sampai level 4.

Baca Juga:  Panen Bunga Sedap Malam di Pasuruan, Khofifah Sebut Petani Milenial Jatim Tertinggi di Indonesia

Level 0 artinya industri “belum siap” bertransformasi ke industri 4.0, kemudian level 1: industri masih pada tahap “kesiapan awal”, level 2: industri pada tahap “kesiapan sedang”, level 3: industri sudah pada tahap “kesiapan matang” bertransformasi ke industri 4.0, dan level 4: industri “sudah menerapkan” sebagian besar konsep industri 4.0 di sistem produksinya.

Ngakan menyampaikan, jelang satu tahun implementasi Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan pada 4 April 2018, Kemenperin telah melakukan banyak hal untuk menunjang penerapan peta jalan tersebut seperti penetapan Lighthouse untuk industri elektronik, pelatihan konsultan Industri 4.0, perumusan INDI 4.0, penilaian kesiapan industri, perumusan insentif pajak dan sebagainya.

Tahun ini, selain meluncurkan INDI 4.0 dalam rangkaian acara Indonesia Industrial Summit 2019 yang menurut rencana akan diselenggarakan pada 4-6 April 2019, Kemenperin juga berencana memberikan penghargaan bertajuk “AWARD 4.0”sebagai apresiasi kepada pelaku industri yang telah melakukan langkah-langkah transformasi ke eraindustri 4.0.

“Pemberian AWARD 4.0 didasarkan pada hasil pencapaian penilaian INDI 4.0 4.0 yang dimiliki perusahaan,” kata Ngakan. (red/mys/nn)

Baca Juga:  Kemiskinan Masalah Utama di Jawa Timur, Sarmuji: Cuma Khofifah-Emil Yang Bisa Atasi

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,148