NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Hasil Survei Syaiful Mujani Research and Consultant (SMRC) memperlihatkan adanya pengaruh persepsi penampilan fisik turut mempengaruhi dukungan pemilih pada Pilada DKI putaran kedua Jakarta. Dari temuan survei yang dilakukannya, masyarakat ibukota mempersepsikan cagub Anies Baswedan (Anies) jauh lebih ganteng daripada lawannya cagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Menanggapi hal itu, politisi PDIP Maruarar Sirait mengakui performa fisik Ahok tidak sebanding dengan kesan yang selama ini ditunjukkan Anies. “Dan memang nggak bisa diapa-apain ya. soal enak dipandang ngga mungkin Ahok operasi plastik. Ya sudahlah kalo masalah nggak enak dipandang ya terima kalo disitu kita kalah,” ujar Ara saat menjadi panelis acara bertema Dinamika Pemilih Menuju Pilkada DKI Putaran Kedua di kantor SMRC jalan Cisadane 8, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (12/4/2017).
Ara juga tidak membantah saat survei SMRC menemukan asumsi masyarakat Jakarta mengenai etika komunikasi Ahok yang kalah santun daripada Anies. Anies berhasil merebut hati masyarakat dengan penilaian ganteng mencapai 83 persen, sedangkan Ahok hanya mendapat 68 persen.
Selain persoalan wajah dan tampilan, Ahok dinilai kalah merebut perasaan calon pemilih dibanding Anies. Dukungan masyarakat berdasar sopan santun terhadap Anies memperlihatkan angka hingga mencapai 92 persen. “Sedangkan Ahok hanya 68 persen,” ucapnya.
Ara mengaku tidak ciut nyali kendati di mata masyarakat Ahok kalah secara penampilan. Ia mengaku senang justru Ahok menang dalam persepsi kinerja.
Seperti diketahui, lembaga survei Syaiful Mujani Research and Consultant (SMRC) merilis hasil survei paling mutakhir teentang kecenderungan pemilih terhadap dua calon yang akan bertarung di Pilkada DKI putaran kedua nanti.
“Dalam kurang lebih sebulan, dukungan kepada Ahok-Djarot naik 3,1 persen. Sementara Anies-Sandi turun sekitar 2,8 persen,” ujar peneliti senior SMRC Deni Irvandi saat persentasi hasil surveinya sebelum ditanggapi Ara.
Dalam kesempatan itu, Deni juga menjelaskan mengenai berbagai alasan pemilih memberikan pilihannya kepada salah satu calon.
“Diantaranya, Sudah ada bukti nyata hasil kerjanya 20,0 persen, Agamanya dengan saya 16,7 persen, Berpengalaman di pemerintahan 16,5 persen, Orangnya jujur dan bersih dari praktek KKN 9,9 persen, Orangnya tegas berwibawa 9,6 persen,” ungkapnya.
Deni menambahkan tingkat perhatian calon pemimpin kepada rakyat turut menjadi alasan pemilih memilih kandidat. Diantara responden yang menggunakan alasan tersebut terdapat 8,2 persen.
“Selebihnya, Orangnya pintar berpendidikan 6,6 persen, Orangnya ramah dan santun 5,7, Ikut pilihan orang lain ata keluarga dn warga sekitar 1,0 persen, berasal dari keluarga tokoh politik dan masyarakat 0,4 persen, oranggnya enak dipandang 0,4 persen,” paparnya.
Disampaikan Deni, populasi survei menunjukan masyarakat DKI Jakarta yang punya hak pilih di Pilkada berumur 17 tahun ke atas atau sudahh menikah. Ia menyebutkan pihaknya melibatkan 800 korespondensi.
“Dalam survei ini jumlah sample sebanyak 800 orang dipilih dengan metode stratefied systematic random sampling. Populasi pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) dikelompokkan menurut kecamatan dan gender. Jumlah sample di masing-masing stratum (kecamatan atau gender) ddialokasikan secara proporsional sesuai proporsi populasi pemilih,” ungkapnya.
Deni menyatakan jumlah responden yang dapat diwawancarai secara valid sebanyak 446 atau 55,8 persen. Dalam keterangannya, toleransi kesalahan atau biasa disebut margin of error diperkirakan kuang lebih 4,7 persen pada tingkat keepercayaan 95 persen asumsi simple random sampling. “Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telaah dilatih,” paparnya.
Reporter: Ahmad Hatim