Ekonomi

Indonesia Darurat Pemimpin Pemutus Persoalan Ekonomi

Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah, Pedri Kasman. Foto: Dok. Pribadi (Istiemwa)
Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah, Pedri Kasman. Foto: Dok. Pribadi (Istiemwa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Gerakan Anak Negeri (GAN) mengurai dalam situasi Indonesia hari ini, dimana ketimpangan dan kelesuan ekonomi menjadi isu paling krusial. Seyogyanya pembicaraan tentang kepemimpinan nasional dikaitkan dengan kondisi ini, mesti juga bicara tokoh mana yang punya kapasitas untuk bisa mengurai kemelut ekonomi tersebut.

Presidium GAN, Pedri Kasman mengungkapkan, kondisi terbaru dimana kurs dolar sudah di atas angka Rp. 14.000,- , hutang negara sudah di atas 4.000 T. Impor pangan terus saja membanjiri negeri yang katanya subur ini. Harga-harga komoditi pertanian makin tak menentu, sementara harga kebutuhan pokok makin membuat ibu-ibu menjerit.

Baca Juga

“Daya beli masyarakat terus menurun. Problem kemiskinan dan pengangguran belum ada tanda-tanda menggembirakan. Sumberdaya alam yang melimpah belum mampu diolah untuk sepenuhnya bagi kepentingan rakyat sebagaimana amanat UUD 45. Kelompok ekonomi elit makin berkuasa, sebaliknya ekonomi lemah semakin terjepit dan jumlahnya makin banyak,” kata Pedri melalui pesan elektroniknya, Jumat (25/5/2018).

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

“Inilah akibat praktek ekonomi liberal yang mesti akhiri,” tegas Pedri menambahkan.

Sayangnya, kata dia, diskursus tentang calon presiden dan wakil presiden hampir selalu mengerucut pada kategorisasi sosok nasionalis dan sosok yang mewakili Islam. Atau tokoh militer dan tokoh sipil. Bahkan masih bicara Jawa dan luar Jawa.

“Akhirnya secara tidak sadar kita seperti mempertahankan praktek politik identitas atau politik primordial. Tidak pada substansi kapasitas apa yang dibutuhkan negeri ini dari seorang presiden dan wakil presiden,” terang Pedri.

Bahkan, lanjutnya, dinamika politik tetap tak menyentuh persoalan mendasar tersebut. “Semua larut dengan euphoria. Seyogyanya sudah saatnya kita memberi ruang yang cukup bagi tokoh-tokoh anak negeri yang paham dan teruji di bidang ekonomi. Sosoknya bisa dari latar belakang pakar, bisa juga praktisi bisnis. Poinnya adalah sosok yang bisa memetakan masalah dan menyiapkan jurus yang tepat untuk keluar dari krisis itu,” kata Pedri.

Presidium GAN, Mashuri Masyhuda menambahkan, banyak nama yang layak dilirik. Misalnya Sutrisno Bachir (SB), Rizal Ramli (RR), Chairul Tanjung (CT), Kwik Kian Gie dan mungkin nama lain. Bahkan ada pengusaha muda yang berani deklarasi sebagai calon presiden, Sam Aliano. Sosok seperti mereka perlu diberi ruang dalam kepemimpinan politik, seperti pada pengusaha muda Sandiaga Uno yang sudah dapat tempat sebagai Wagub DKI.

Baca Juga:  Sokong Kebutuhan Masyarakat, Pemkab Pamekasan Salurkan 8 Ton Beras Murah

SB, kata Mashuri, adalah sosok praktisi bisnis yang sudah malang melintang di dunianya. Dia juga punya pengalaman politik memimpin Partai Amanat Nasional dan sekarang menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN). Demikian juga RR sosok ekonom dan aktifis yang berpengalaman di dunia pemerintahan. Sekalipun pernah masuk di kabinet, nalar kritisnya dalam meneropong persoalan bangsa tidak berkurang. Chairul Tanjung sosok pebisnis tangguh dan mantan menko perekonomian. Kwik Kian Gie mantan anggota DPR dan pakar ekonomi yang juga mumpuni.

“Tentu saja mereka ini layak dilirik sepanjang mereka komitmen dengan keberpihakan pada ekonomi kerakyatan, ekonomi pancasila atau demokrasi ekonomi sebagaimana amanat UUD 1945. Tidak ikut arus dalam praktek ekonomi liberal seperti saat ini,” ujarnya.

Jadi, kata dia, demokrasi kita sudah saatnya dituntun menuju substansi kebutuhan bangsa, bukan semata-mata euphoria politik. “Kita perlu mengingatkan elit parpol agar tak semata larut dalam tarik menarik politik jangka pendek yang akan memperparah kondisi ekonomi bangsa ini. Semoga bangsa ini menemukan pemimpin yang mengerti akan masalah prioritas bangsa dan paham strategi untuk mengurainya,” kata Mashuri berharap.

Baca Juga:  Harga Beras Meroket, Inilah Yang Harus Dilakukan Jawa Timur

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,140