Ekonomi
Indonesia Balas Akan Melarang Impor Produk Susu dan Pesawat Terbang Asal Eropa
Published
3 years agoon
Indonesia Balas Akan Melarang Impor Produk Susu dan Pesawat Terbang Asal Eropa
NUSANTARANEWS.CO– Indonesia balas melarang impor produk susu asal Eropa. Pengunduran batas waktu larangan penggunaan biofuel berbahan minyak sawit mentah (CPO) oleh Uni Eropa telah diputuskan – di mana keputusan tersebut secara langsung telah merugikan produk sawit Indonesia. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan seharusnya penggunaan jenis bahan biofuel tidak dibatasi.
Uni Eropa telah menunda tenggat waktu larangan penggunaan biofuel berbahan dasar pangan, seperti CPO dan kedelai dari 2021 menjadi 2030 mendatang.
Alasan yang digunakan oleh Uni Eropa pun terlalu di cari-cari seperti tidak ramah lingkungan dan deforestasi (penggulan hutan) yang sebetulnya untuk menututupi persaingan dagang antar produk biofuel – di mana produk Eropa kalah efisien dibandingkan CPO, antaralain: rapeseed, minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan lainnya
Baca: Berkedok Isu Lingkungan, Minyak Sawit Menjadi Komoditas Perang Dagang UE dan Indonesia
“Walaupun di undur sampai 2030, tapi kami tetap akan mempersoalkan. Seharusnya tidak dibatasi,” ujarnya di Kementerian Perdagangan, Jumat (22/6).
Sebagai balasan, Enggar mengatakan bahwa pemerintah akan membalas dengan larangan impor produk-produk susu asal Eropa.
“Kalau mereka alasannya deforestrasi, itu peternakan sapi menghabiskan hutan banyak sekali. Kami bilang ya mohon maaf, ya kami enggak impor susu, keju, dari sana karena itu deforestrasi juga,” tegas Enggar.
Selain produk-produk susu dan keju, Enggar mengatakan Indonesia juga bisa membatasi impor produk-produk utama dari Eropa, seperti wine dan pesawat terbang.
“Kalau memang seperti ini, kan tidak baik kalau kami juga membuat ancang-ancang untuk wine dan pesawat terbang,” tambahnya.
Enggar mengatakan kebijakan pelarangan penggunaan biofuel berbahan dasar CPO ini juga menjadi bentuk inisiasi perang dagang. Padahal, Enggar bilang, Uni Eropa tidak setuju akan perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat (AS) yang tengah terjadi saat ini.
“Jangan menuduh negara lain melakukan perang dagang, tapi secara tidak langsung kebijakan mereka juga bentuk merupakan trade war. Jadi, mari kita duduk bersama, jangan kita memulai trade war,” pungkasnya.
Sebelumnya menurut Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arief Havas Oegroseno mengatakan : “Para analis di Brussels menyampaikan secara pribadi bahwa Uni Eropa tetap akan melarang sawit secara disktriminatif.” (Aya)
You may like
Pemerintah Indonesia Dinilai Gagal Ambil Keuntungan Ekonomi Dari Perang Dagang AS-China
KTT G20 Osaka: Mencermati Niat Strategis AS Membendung Cina
Presiden AS Membantu Petani Senilai US$ 16 Milyar
AS Telah Lolos Dari Beban Pukulan Perang Dagang
Tuntutan Reformasi Terhadap Badan Perdagangan Dunia WTO
Keuntungan Indonesia di Tengah Perang Dagang AS-Cina
Terbaru
Mengenal Produk Pembersih Yang Menjadi Andalan Ibu Rumah Tangga
NUSANTARANEWS.CO – Mengenal produk pembersih yang menjadi andalan ibu rumah tangga. Produk pembersih telah menjadi andalan para ibu rumah tangga...
Bupati Pamekasan Sambangi Lokasi Longsor di Ponpes Annidhamiyah
NUSANTARANEWS.CO, Pamekasan – Bupati Pamekasan sambangi lokasi longsor di Ponpes Annidhamiyah. Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam meninjau langsung ke lokasi terjadinya...
Salah Gunakan Kewenangan, Bupati Bangkalan Digugat di PTUN
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Salah gunakan kewenangan, Bupati Bangkalan digugat di PTUN. Bupati bangkalan Abdul Latif Amin Imron digugat ke Pengadilan...
Supanji Wartawan FaktualNews.co Terpilih Secara Aklamasi Sebagai Ketua AMOS
NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Supanji wartawan FaktualNews.co terpilih secara aklamasi sebagai Ketua AMOS. Jurnalis FaktualNews.co, Supanji akhirnya terpilih sebagai Ketua Asosiasi...
Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional dari Daerah Yang Kolaboratif
NUSANTARANEWS.CO, Palembang – Dorong pemulihan ekonomi nasional dari daerah yang kolaboratif. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri yang diwakili oleh Heri...