Budaya / SeniPuisiTerbaru

Ibu, Berladang Puisi

Puisi Salim Ma’ruf

IBU

November berpulang, dzikir senja membatu.

Desember belia, maut bertandang.

Di atas lembah pusara, sekar gerimis berlampar
memelawa aromatik melankolis pada rekam denyut tanah basah
kerikil serta bebatuan bungkam berpeluk nisan
menyaksikan silara terambau menyisir gerai rambut Kariwaya.

Perahu doa: ayat-ayat suci, shalawat, dan muhasabah.

Terkenang kaki purbamu mengayuh sepeda renta
aku mencangkum punggungmu di belakang
dan langit menyabdakan suluh rindu.

Ziarah air mata
jelajah tasbih
merajah asmaNya.

Martapura, 2017

BERLADANG PUISI

Di bingkai kaca matamu, aku merawat huma puisi.
Tifografi-tifografi bengal kukerat.
Metafora-metafora bandel kupangkas.
Imaji-imaji tambung kupotong.
Makna-makna babil kuiris.
Diksi-diksi degil kugunting.

Tuts-tuts keyboard netbookku pun mengoceh:
“ tidurlah kawan!
sebelum perempuan itu memuntahkan isi perutnya
berupa naskah-naskah puisi
yang kau nukil di siang bolong “

Kandangan, 2017

Salim Ma’ruf, seorang mahasiswa akhir, bergiat di Sanggar Ar-rumi STAI Darussalam Martapura Kalimantan-Selatan dan Kindai Seni Kreatif. Menyukai teater, buku-buku sastra, dan lukisan-lukisan Affandi Koesoema. Beberapa puisinya dimuat dalam berbagai antologi bersama.

Baca Juga:  Deklarasi Kampanye Damai, Khofifah-Emil Diarak Pendukung ke Tugu Pahlawan

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 184