Mancanegara

HMS Sutherland Pimpin Latihan Militer NATO di Perairan ZEE Rusia

HMS Sutherland Pimpin Latihan Militer NATO di Perairan ZEE Rusia.
HMS Sutherland Pimpin Latihan Militer NATO di Perairan ZEE Rusia.

NUSANTARANEWS.CO – HMS Sutherland Pimpin Latihan Militer NATO di Perairan ZEE Rusia. The Royal Navy mengumumkan pekan lalu bahwa fregat kelas Duke tersebut memimpin armada multi-nasional ke Kutub Utara untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir. Lebih dari 1.200 personel militer Amerika Serikat (AS), Inggris, Denmark, dan Norwegia ambil bagian – di dukung oleh P-8 Poseidon, Typhoon Royal Air Force (RAF), dan pesawat patroli maritim Challenger Denmark.

HMS Sutherland memimpin gugus tugas yang terdiri dari kapal perusak AS USS Ross dan fregat Norwegia Thor Heyerdahl dalam penempatan ke Laut Barents, dalam sebuah siran pers pada 10 September.

Latihan itu digelar di sekitar perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Rusia di Laut Barents, di lepas pantai Semenanjung Kola yang merupakan pangkalan Armada Utara Rusia, yang juga merupakan basis sebagian besar persenjataan nuklir Rusia, menurut The Barents Observer.

Latihan itu sekaligus menandai pertama kalinya Inggris mengoperasikan Typhoon di kawasan tersebut. Juga sekaligus membuktikan kekhawatiran Rusia bahwa NATO mencoba mengepung mereka.

Baca Juga:  Penghasut Perang Jerman Menuntut Senjata Nuklir

Betapa tidak bila latihan gabungan NATO ini dilancarkan usai Rusia menggelar latihan militer besar-besaran di Laut Bering, lepas pantai Alaska pada akhir Agustus lalu yang melibatkan lebih dari 50 kapal perang dan 40 pesawat tempur beragam jenis.

Keputusan NATO menggelar latihan di ZEE Rusia, jelas merupakan sinyal bermusuhan yang kuat terhadap Rusia. Langkah NATO ini tampaknya untuk menanggapi meningkatnya kehadiran militer Rusia di Kutub Utara dan Atlantik Utara

Pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris baru-baru ini bahwa latihan NATO di perairan ZEE Rusia sebagai komitmen Inggris untuk menegakkan perdamaian di kawasan itu terasa aneh.

Klaim tersebut terasa aneh karena kawasan Arktik adalah salah satu kawasan paling damai di dunia. Inggris bukanlah bagian dari negara Arktik – seperti halnya Rusia.

Namun pernyataan Menteri Pertahanan Ben Wallace bahwa Inggris bermaksud untuk “lebih terlibat kembali” di Laut Barents di masa depan, jelas bukan dengan tujuan menegakkan perdamaian – tapi lebih kepada untuk menekan pengaruh Rusia di kawasan Kutub Utara.

Baca Juga:  Keluarnya Zaluzhny dari Jabatannya Bisa Menjadi Ancaman Bagi Zelensky

Sebagai informasi, Inggris juga telah membentuk Joint Expeditionary Force (JEF) pada tahun 2012 bersama Denmark, Finlandia, Swedia, Norwegia, Belanda, dan Estonia di kawasan kutub tersebut.

Jadi semakin jelas bahwa tujuan Inggris dan NATO adalah untuk membendung pengaruh Rusia. “Organisasi-organisasi ini sangat penting dalam menetapkan kondisi keamanan internasional dan sangat penting kita semua memainkan peran kita dalam dunia yang semakin tidak stabil dengan tantangan dan persaingan yang terus-menerus,” kata Kementerian Pertahanan Inggris.

Dengan kata lain, Inggris ingin menciptakan ketegangan baru di kawasan damai tersebut dengan kedok “perdamaian, keamanan dan kebebasan navigasi” meski bukan negara Arktik. Sekali lagi, Inggris bukan negara Arktik.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace bahkan mulai memprovokasi dengan mengatakan bahwa Rusia mungkin mencoba menantang prinsip kebebasan navigasi di wilayah tersebut, tulis The Telegraph.

Inggris dan NATO tampaknya terus berupaya menciptakan ketegangan baru dengan Rusia, kali ini dengan membuka front melawan Rusia di Kutub Utara. Menekan Rusia, bahkan di dalam wilayah pengaruh Rusia sendiri. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,051