NUSANTARANEWS.CO – Hizbullah merudal kendaraan lapis baja Israel. Pertempuran terbatas Israel dan Hizbullah terus berkecamuk di sepanjang perbatasan Libanon hingga minggu ini yang telah menimbulkan kekhawatiran dunia internasional akan terjadinya peningkatan eskalasi. PBB pun telah menyerukan pengekangan, sementara Perancis mengatakan telah melakukan banyak kontak untuk mencegah terjadinya eskalasi.
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri memang sebelumnya telah mengontak pejabat senior Amerika Serikat (AS) dan Prancis agar membantu meredakan ketegangan di perbatasan negaranya.
AS sendiri telah menyuarakan keprihatinannya atas terjadinya destabilisasi di kawasan itu dan menyatakan “mendukung hak Israel untuk membela diri”, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri.
“Hizbullah harus menahan diri dari tindakan bermusuhan yang mengancam keamanan, stabilitas dan kedaulatan Libanon,” tambah pejabat itu.
Sementara itu, juru bicara militer Israel telah memerintahkan warganya yang tinggal dalam jarak empat kilometer dari perbatasan harus tetap tinggal di rumah dan menyiapkan tempat berlindung.
Menurut laporan Al-Manar TV, pejuang Hizbullah telah menghancurkan kendaraan Wolf Armoured Vehicle militer Israel yang dapat memuat delapan tentara Israel di jalan menuju barak Avivim. Sumber Hizbullah mengatakan mereka telah membunuh dan melukai orang-orang di dalam kendaraan lapis baja tersebut.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada hari Sabtu (31/8) mengatakan bahwa serangan militernya merupakan respon terhadap serangan dua pesawat tanpa awak Israel ke markas kelompok itu di Beirut pada 25 Agustus lalu, di mana sebuah pesawat tak berawak Israel meledak dan menimbulkan kerusakan pada pusat media yang dikelola Hizbullah, dan yang lainnya jatuh tanpa meledak karena kegagalan teknis.
Pihak Hizbullah sendiri melaporkan bahwa dua pejuangnya tewas dalam serangan drone tersebut. Namun pihak Israel sampai hari ini belum mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu.
Hassan Nasrallah juga menyebut bahwa serangan pesawat tak berawak yang diduga milik militer Israel adalah aksi permusuhan pertama sejak berakhirnya Perang Lebanon 2006. Seperti diketahui, pada Perang 2006 tersebut, pasukan Israel dibuat kocar-kacir oleh pejuang Hizbullah sehingga PBB terpaksa turun tangan untuk menengahi.
Force Commander UNIFIL (United Nation Interim Force In Lebanon) Major General Stefano Del Col mengatakan bahwa pertempuran terbatas di sepanjang perbatasan adalah insiden serius yang melanggar resolusi PBB yang mengakhiri Perang Lebanon 2006 antara Israel dan Hizbullah.
Del Col juga menambahkan bahwa “ketenangan umum telah dipulihkan di daerah itu dan para pihak yang bertikai telah meyakinkan saya tentang komitmen mereka yang berkelanjutan terhadap penghentian permusuhan.”
Serangan rudal Hizbullah pada hari Minggu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran di kawasan regional Timur Tengah serta turbulensi politik domestik Israel menjelang pemilihan umum 17 September mendatang.
Para pejabat Israel membantah klaim Hizbullah yang menghancurkan kendaraan lapis baja dan membunuh serta melukai orang-orang di dalam kendaraan militer itu, dengan mengatakan tidak ada korban.
“Kami sedang berkonsultasi tentang langkah selanjutnya,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan menambahkan bahwa dirinya telah bersiap-siap untuk skenario apa pun.
Bahrain, yang merupakan pangkalan Armada Kelima AS, pada hari Minggu telah memerintahkan warga negaranya untuk segera meninggalkan Lebanon. (Agus Setiawan)