Budaya / SeniResensi

Haul ke 245 Sang Inspirator Oscar Wilde dan Baudelaire, Teophile Gautier

Mencintai adalah mengagumi dengan hati. Mengagumi adalah mencintai dengan pikiran.
(Teophile Gautier)

NusantaraNews.co – Hari ini, 23 Oktober 2017 merupakan haul (peringatan hari kematin) penulis populer Perancis, Teophile Gautier yang ke 245. Penulis syair monumental berjudul “Albertus” dan “Komedi Kematian” ini lahir di Tarbes, Perancis, 30 Agustus 1811 dengan nama Pierre Jules Théophile Gautier. Kemudian ia meninggal di Paris, Perancis, 23 Oktober 1872 pada umur 61 tahun.

Gautier muda menghabiskan waktu menuntuk ilmu di kota Paris. Selanjutnya, selama beberapa waktu, Gautier bekerja sebagai wartawan surat kabar. Namun, kemudian ia tertarik untuk menggeluti bidang sastra dan berhasil menciptakan syair-syair yang indah.

Berkat karya-karyanya yang tersiar luas, ia pun dikenal dan kenang sebagai seorang penyair, penulis skenario, dramawan, novelis, jurnalis, dan kritikus sastra Perancis. Salah satu buku karya Gautier yang paling penting adalah “The Mummy Foot”.

Selain itu, Gautier juga sebagai pelestari Romantisisme. Kendati sosok dan karya Gautier tergolong sangat sulit untuk dikelompokkan dan menjadi titik rujukan bagi banyak tradisi literatur seperti Parnassianisme, Simbolisme, Dekadens dan Modernisme. Kendati demikian, Gautier telah memberikan inspirasi luar biasa bagi sejumlah penulis terkenal seperti Baudelaire, Goncourt bersaudara, Flaubert dan Oscar Wilde.

Berdasarkan penulusaran redaksi NusantaraNews.co, lebih dari 20 buku karya telah ia terbitkan sepanjang tahun 1830 hingga tahun 1871, setahun sebelum ia tutup usia. Berikut ini adalah karya-karya Gautier yang pernah terbit: Poésies: Volume I (1830); First article in Le Mercure de France au XIXe siècle (1831); Albertus (1832); Les Jeunes France, romans goguenards (1833); Published articles which will later form Les Grotesques (1834-5); Mademoiselle de Maupin (1835-6); Published “Fortunio” under the title “El Dorado” (1836); La Comédie de la mort (1838); Une Larme du diable (1839); Premiere of the ballet, Giselle (1841); Voyage en Espagne |Premiere of ballet, La Péri (1843); Poésies(complete) |First performance of comedy “Le Tricorne enchanté” (1845); First performance of comedy “Pierrot posthume” (1847); Premiere of the ballet, Pâquerette (1851); Un Trio de romans | Caprices et zigzag |Emaux et camées |Italia (1852); Constantinople (1853); Premiere of the ballet, Gemma (1851); Les Beaux-Arts en Europe (1855); L’Art moderne (1856); Le Roman de la momie |Honoré de Balzac (1858); Histoire de l’art dramatique en France depuis vingt-cinq ans (1858-9); Trésors d’art de la Russie ancienne et moderne (1861); Le Captaine Fracasse | Romans et contes (1863); Loin de Paris (1865); Voyage en Russie (1867); Tableaux de siège: Paris 1870-1871 (1871) dan Emaux et camées | Théâtre |Histoire du romantisme (1872).

Sejumlah buku yang membahas tentang sosok dan karya Théophile Gautier adalah sebagai berikut: Richard Grant, “Théophile Gautier”, “Twayne Publishers: Boston, 1975), Joanna Richardson, “Théophile Gautier: His Life and Times”, (Max Reinhardt: London, 1958) dan Phillip Ernest Tennant, “Théophile Gautier”, (The Athalone Press: London, 1975).

Theophile Gautier, memiliki perhatian terhadap kucing. Hal ini merujuk pada pernyataan dia sendiri.

“Berteman dengan kucing adalah hal sulit. Kucing merupakan hewan pendiam yang gigih mempertahankan kebiasaan-kebiasanya, menyukai keteraturan dan kebersihan, serta tidak mudah menawarkan pertemanan. Jika anda pantas mendapatkan kasih sayangnya, kucing akan menjadi teman, tetapi tidak pernah menjadi budak anda. Ia menjaga kebebasanya dan ia tidak penah melakukan apa yang ia pikir tidak masuk akal. Namun, sekali ia menyerahkan dirinya kepada anda, Ia akan meyerahkanya dengan kepercayaan diri dan kasih sayang yang sebenar-benarnya,” kata Gautier suatu masa.

Penulis: Riskiana
Editor: Sulaiman

Related Posts