NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Politisi senior Partai Demokrat Agusdono Wibanto menyoroti tingginya harga telur di pasaran saat ini. Menurut pria bergelar doktor ini dampak utama dari kenaikan ini adalah tidak pernah ada regulasi yang mengatur perteluran di Indonesia.
“Penyebabnya pemerintah tak memasukkan telur sebagai sembilan bahan pokok,” jelas anggota komisi B DPRD Jawa Timur, Selasa (30/8).
Pria asal Malang ini menyoroti di hulunya dimana dipabrikan pakan dimana diberi kesempatan yang luas sehingga mengatur semuanya. “Ini jelas sekali sistem kapitalis berlaku. Manakala harga telur naik tajam, masyarakat akan resah dan pedagang selalu disalahkan,” jelasnya.
Persoalan utama, lanjut Agusdono, pelum ada aturan pemerintah yang mengatur tata niaga perdagangan dan pakan ternak. “Kementan harus buat aturan itu semua,”jelasnya. Agusdono menyoroti soal bahan baku pakan yang harus di impor.” Untuk urusan pakan, apanya yang di impor. Ini harus dikaji mendalam dan dibuatkan regulasinya. Pabrikan jangan mengatur regulasi dari hulu sampai hilir. Mentan harus segera buat aturan yang membatasi harga bawah dan atas,” sambungnya.
Dengan dilepasnya urusan hilir dari pabrikan, kata Agusdono, rakyat
akan terlibat dalam proses peternakan ayam petelur.” jangan dimainkan seperti ini. Dampaknya pengusaha kecil akan tumbang akibat penguasaan pabrikan tersebut,” jelasnya.
Indonesia, sambung Agusdono, bukan negara kapitalis melainkan negara Pancasilais yang kesemuanya berkaitan dengan umum diatur oleh negara.
“Banyak ternak-ternak ditingkat rakyat mengalami kerugian karena ada permainan harga disisi pakan. Yang untuk pemilik pabrik pakan besar. Harapan saya hulunya segera dibenahi dan jangan sampai dikuasai oleh kartel,” tandasnya. (setya)