MancanegaraTerbaru

Hamas dan Fatah Bersatu Menentang Keputusan Trump Soal Yerusalem

NUSANTARANEWS.CO – Akhir November lalu, Hamas dan Fatah menggelar pertemuan di Kairo, Mesir untuk menjajaki rekonsiliasi antar kedua kelompok yang berselisih di Palestina tersebut.

Dilaporkan, Hamas dan Fatah untuk bersatu melawan keputusan Presiden Trump. “Kami sekarang sepakat bersatu untuk melawan keputusan Amerika Serikat di Yerusalem,” kata seorang anggota Organisasi Pembebasan Palestina Wasel Abu Yousef kepada Sputnik, Sabtu (9/12). Sembari mengatakan kesepakatan Hamas dan Fatah ialah bersama-sama mempertahankan Yerusalem sebagai ibukota internal Pelastina.

Sebagai tanggapan atas keputusan Trump tersebut, Hamas meminta rakyat Palestina melakukan aksi intifada melawan Israel. Dan pada saat yang sama, Presiden Palestina Mahmud Abbas dilaporkan telah memutuskan untuk membatalkan pertemuannya dengan Wakil Presiden AS Mike Pence kendati sudah dijadwalkan. Sikap Abbas ini merupakan bentuk protesnya terhadap keputusan trump.

Diketahui, Hamas dan Fatah memulai babak baru perundingan rekonsiliasi di bawah mediasi pemerintah Mesir. Kedua gerakan ini akhirnya menandatangani sebuah kesepakatan antar kedua belah pihak yang berjanji dan berkomitmen membuat era baru persatuan Palestina.

Baca Juga:  Momentum Perkuat Silaturahmi Idul Fitri, PT PWU Jatim Gelar Halal Bihalal

“Masalahnya terbuka, rakyat Palestina tidak akan diam, begitu pula komunitas Arab, komunitas Islam dan masyarakatnya, orang Kristen sebab Yerusalem adalah tempat suci mereka juga,” kata Yousef.

Sementara itu, sikap Rusia juga menentang keputusan Trump. Resolusi internasional dan hukum internasional merupakan dasar penyelesaian konflik di wilayah tersebut. “Kami juga percaya bahwa Rusia dan Presiden Putin adalah teman rakyat Palestina dan selalu berada di pihak resolusi internasional yang sah dan hukum internasional,” kata Yousef lagi.

Seperti diketahui, keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan di sana dari Tel Aviv telah menimbulkan kekhawatiran di sejumlah negara di seluruh dunia.

Rusia menilai, keputusan Trump ini justru akan mempersulit situasi di Yerusalem dan menyebabkan perpecahan masyarakat internasional. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 19