Hankam

GP Anshor dan PBNU Sama-Sama Menyesalkan Peristiwa di Garut

Kasus Pembakaran Bendera Bertuliskan Kalimat Tauhid (Foto Istimewa)
Kasus Pembakaran Bendera Bertuliskan Kalimat Tauhid (Foto Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan menggelar Dialog Kebangsaan dengan tema “Dengan Semangat Ukhuwah Islamiyah, Kita Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa” bersama Tokoh-tokoh Ormas Islam di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (9/11/2018).

Hadir dalam acara tersebut para tokoh agama Islam, para ulama, para habaib, dan pimpinan Ormas Islam. Selain itu juga hadir Menteri Agama Lukman Hakim Syarifuddin, Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Pol. Agus Nugroho, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Soedarmo, Jampidum Kejaksaan Agung Noor Rachmad, serta perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait.

Wiranto mengungkapkan, dalam dialog tersebut telah terjadi kesepakatan bahwa ada kesalahpahaman yang tidak lagi boleh terjadi di masa ke depan. “Semua para tokoh tersebut sangat menyadari masalah itu, sehingga kesimpulannya adalah semua sudah menerima apa yang sekarang sudah diselesaikan, baik penyelesaian hukum maupun penyelesaian organisasi,” kata Wiranto.

Menteri Agama, Lukman Hakim Syarifuddin menilai pertemuan ini sangat penting dan strategis dalam upaya bersama tidak semata menjaga silaturahmi, namun sekaligus silatulfikri yaitu mempertemukan pandangan, pola pikir dan pemahaman bersama. menurut dia, keragaman bukanlah barang baru untuk masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kemajemukan, keragaman, dan heterogenitas bukan barang yang asing.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

“Persoalannya adalah bagaimana menyikapi keragaman terkait pandangan keagamaan dalam menyelesaikan masalah ini. Dalam melihat keragaman dan kemajemukan, marilah lebih mengedapankan rahmat, karena merupakan esensi agama Islam. Banyak sekali ajaran agama Islam yang menekankan bahwa rahmat itu adalah merupakan kebajikan dan hal positif. Oleh karena, itu keragaman dan kemajemukan dapat dilihat di sisi perspektif rahmatnya,” kata Menag.

Perwakilan GP Anshor Khairul Anwar mengatakan hadir dalam acara ini dengan niat untuk menjaga dan merawat ukhuwah islamiyah, sehingga apa yang disampaikannya tidak akan mengurangi laporan dari induk yaitu PB NU.

“Kami sangat menyesal dengan peristiwa ini, aturan organisasi juga sudah diterapkan, untuk hukum dipasrahkan oleh penegak hukum. Jangan sampai hal ini terjadi lagi dan sudah ditegaskan kepada anggota kami. Jika ada hal itu terlulang maka akan ada tindakan tegas. Kami memohon maaf karena peristiwa ini menjadi gaduh,” kata Taufik.

Baca Juga:

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Kemudian, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini juga menyesalkan peristiwa yang terjadi di Garut. Ia menceritkan bahwa pada saat peringatan Hari Santri Nasional tersebut, kejadian pengibaran bendera itu juga ada di Tasikmalaya. Pada saat itu, Banser juga mengamankannya.

“GP Ansor telah memberikan sanksi kepada oknum Banser yang membakar bendera dan diharapkan tidak main hakim sendiri. Mohon agar dipahami bahwa yang terjadi di Garut merupakan peristiwa yang kami sesalkan,” kata Helmy.

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,179