NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade meminta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang khawatir dengan rencana Reuni 212 dapat menimbulkan ketakutan di masyarakat, untuk tidak lebay alias berlebihan menanggapi Reuni 212.
“Saya rasa nggak perlu khawatir berlebihan. Kami tahu di sana (Joko Widodo-Ma’ruf Amin) surveinya mentok, tapi jangan lebay gitulah. Berikan saja ruang bagi umat untuk berekspresi,” kata Andre Rosiade, kepada wartawan, Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Baca Juga:
- Prospek Politik Reuni 212 dan Perspektif Demokrasi
- Gubernur Anies Minta Peserta Reuni 212 Jadi Barisan Pejuang Persatuan di Indonesia
- Hadiri Reuni 212, Fadli Zon: Umat Islam Miliki Peran Besar Dirikan NKRI
Seperti diketahui bersama, kata dia, aksi massa 212 selalu berjalan damai. Apalagi, lanjut dia, Reuni 212 kali ini lebih mirip wisata religi yang bisa diikuti keluarga.
“Ini kan reuni biasa, silaturahmi umat Islam. Memperkuat ukhuwah Islamiyah. Bahkan rundown acaranya jelas, ada salat subuh berjemaah, lalu tablig akbar, doa bersama, bahkan ada hiburan,” ujar Andre.
“Bahkan bagi keluarga muslim, Reuni 212 ini seperti wisata religi. Suami bawa istri, anak, mertua, orang tua. Ini wisata kekeluargaan kok. Jadi tidak perlu dicemasi,” imbuh dia.
Karena itu, ia meminta pemerintah justru tidak menumbuhkan ketakutan tentang Reuni 212. Andre mengatakan Jokowi hingga berbagai pimpinan lembaga tinggi RI turut diundang dalam acara tersebut.
“Malah kami minta pihak pemerintah jangan seolah menakut-nakuti masyarakat, membuat Reuni 212 ini menjadi sesuatu yang menakutkan. Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf kan juga diundang. Pimpinan lembaga tinggi negara diundang. Ini kan menunjukkan bahwa Reuni 212 ini jauh dari unsur politik,” tegas Andre.
Diketahui, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berharap reuni akbar 212 yang rencananya akan digelar 2 Desember 2018 di Monas tidak menebar ketakutan kepada masyarakat.
“Saya sudah mendengar dari berbagai komunitas, mereka takut menghadapi situasi-situasi (reuni 212) seperti itu,” kata Moeldoko di Istana Negara, Jakarta, Kamis (29/11).
Simak:
- BIN Bantah Edarkan Surat Siaga 1 Tanggapi Reuni 212
- Reuni 212, Buat Apa?
- Reuni 212, PBNU: Boleh Saja, Asal tak Mengoyak Kohesi Sosial
Mantan Panglima TNI ini meminta, pihak yang ingin menyelenggarakan reuni 212 mempertimbangkan kembali rencana tersebut. Moeldoko khawatir acara itu justru membikin resah warga.
“Masyarakat kita itu melihat bendera hitam (Tauhid) sudah ketakutan. Kenapa kita mesti menebarkan rasa takut kepada masyarakat. Kan begitu. Secara psikologis itu yang dihadapi masyarakat. Imbauan saya ya perlu dipikirkan ulang kegiatan-kegiatan yang justru tidak membawa rasa damai,” ujarnya.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana