Puisi Tan Hamzah*
Fourtina
Telah lancip hembusan angin di sudut Mataram
Saat kota kita terbelah musim sejarah
Teritorial sepanjang lamunan pagi
Menusuk dalam ke jantung ibu kota,
Selamanya batas jarak mengenal abadi
Rel kereta yang mujur
Menuju tempat bangun burung-burung di pangkal timur
Puisi yang sendiri
Sedang merayakan keramahannya pada bekas pesanmu yang sepi
Fourtina
Detak hujan kian deras
Haruskah aku ubah kalender yang sengaja melelapkan waktu ini?
Saat kota kita terbelah musim sejarah
Telah aku arsipkan
Jejak tanganmu yang hangat itu ke sebuah museum bahasa
Sudah aku nubuatkan
Bahwa engkau adalah penghuni kesunyian
Dalam rumahku yang dirundung peperangan.
Yogyakarta, 2018
Musim hujan
Musim hujan yang kasmaran
Engkau datang membawa payung
bersanding sekeranjang ingatan
sebelum hujan deras dijalanan
bahuku terperas hujan di bawah matamu
“ini musim hujan mas, aku kangen hujan kecilku”
Yogyakarta, 2018
Aku Mencintaimu Hari Ini
Aku mencintaimu hari ini
Tanpa Engkau tahu. Sengaja
Aku sembunyikan
Dari ribuan ilalang yang sedang
Berimigran di alismu yang rindang
Bukan
Aku cemburu pada burung-burung itu
Mengapa tuhan tidak memberiku sayap saja
Meski patah. Agar
Aku rebah di semak senyummu yang sedang resah
Aku mencintaimu hari ini
Sebanyak 3 kali
Jangan tanya lagi tentang rindu itu
Ia telah membabat hutan rimba dalam tubuhku yang buas
Menjelmakan savana panjang tanpa hamparan alas
Dan tahukah Engkau, hanya dirimu yang sempat berdiri disana. Sendiri
Seumpama Aku mencintaimu lagi
Tanpa Engkau tahu
Tidak akan aku kabarkan pada orang di jalan, semua
Bahkan kalau bisa
Akan kurahasiakan ini dari Tuhan!
Yogyakarta, 2018
Lanskap Subuh
21 September _ 19:00 Aku jatuh lagi, tuhan tidak merencanakan peristiwa itu, semua takdir datang tiba-tiba, sandiwara tanpa replika
24 September _ 03:00 Engkau menyatu dengan pagi, kupersilahkan tanganmu mendekap sekali lagi, aku menuntunmu menuju altar pengorbanan.
Ketika matahari tidak memihak pada skenario ini, aku mengutuk segala yang terjadi pada pagi itu. Mengapa aku jatuh lagi, tuhan, kemana hendak Engkau pergi.
Yogyakarta, 2018
Tan Hamzah, Mahasiswa Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]