Budaya / SeniKhazanah

Fondasi Kulturlah Yang Membuat Kita Akan Bertahan

Fondasi kulturlah yang membuat kita sebagai bangsa akan bertahan
Fondasi kulturlah yang membuat kita sebagai bangsa akan bertahan. Dr. Susetya Herawati, ST, M.Si.

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Fondasi kulturlah yang membuat kita sebagai bangsa akan bertahan. Kultur dari suatu kearifan lokal memiliki seperangkat nilai, kepercayaan dan prinsip sebagai pegangan hidup bermasyarakat, yang akan mempengaruhi perilaku dan cerminan model mental masyarakat dalan kehidupan sehari hari, kata Dr. Susetya Herawati, ST, M.Si.

Menurut dosen Universitas Mercu Buana Jakarta ini untuk memahami setiap perubahan yang selalu terjadi maka fondasi kulturlah yang akan mensukseskan kemajuan suatu bangsa .

“Kearifan lokal merupakan produk keberhasilan masa lalu yang kemudian ditanamkan dan menjadi acuan dalam berfikir dan selanjutnya menjadi arah dalam penyusunan strategi dan kebijakan,” ujar Pengurus Yayasan Suluh Nuswantara Bakti ini.

Mengutip Kasim (2017), kearifan lokal dapat menjadi rambu-rambu dalam penyelenggaraan pemerintahan yang meliputi proses perumusan kebijakan dan agenda. Hal ini berarti bahwa segala yang menyangkut isu, kebijakan yang berseberangan dengan nilai-nilai kearifan lokal yang dianut tidak akan diterima, terangnya.

“Kearifan lokal juga akan berperan sebagai bahan pertimbangan dalam mengadopsi atau mengadaptasi sebuah kebijakan baru. Kearifan lokal menjadi sebuah katalisator dalam proses pengambilan keputusan.”

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Meskipun kearifan lokal keberadaannya implisit dan informal, keberadaannya signifikan dalam jiwa kepemimpinan pemerintahan. “Kita lihat masyarakat di Singapura memiliki Singapura Dream yaitu tujuan hidup 4 C: Condo, Car, Children dan Career,” tambahnya.

Masyarakat Jawa memiliki konsep hidup bangsawan atau priyayi yaitu Garwo, Wisma, Turonggo dan Kukilo (Istri, Rumah, Kuda tunggangan yang sekarang berarti mobil mewah dan burung peliharaan yang dapat diartikan sebagai kesenangan atau hobi kelas atas), ungkapnya.

Kearifan lokal di Jawa, sebagai contoh akan mampu menggerakkan seluruh kebijakan dalam pembangunan. “Kita mengenal filosofi Mulat Sariro Hangroso Wani dan Bisoo Rumongso yang berarti bertindak dan mawas diri serta mampu memahami situasi dan dinamika yang terjadi di dalam masyarakat,” pungkasnya. (M2).

Related Posts

1 of 3,050