HankamPolitik

Fahri Sindir Jenderal yang tak Pernah ke Medan Perang dan Beraninya Perang Intelijen

Prabowo Subianto saat memimpin pasukan di medan tempur. (FOTO: ilustrasi/istimewa)
Prabowo Subianto saat memimpin pasukan di medan tempur. (FOTO: ilustrasi/istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyindir Jenderal yang disebut tidak pernah terjun ke medan perang selama aktif di budia militer. Fahri pun menyebutnya sebagai pengecut yang menurut dia hanya berani perang intelenjen. Itu pun menggungkan fasilitas negara.

“Susah kalau jenderal gak pernah ke Medan perang…jadi pengecut…beraninya perang intelijen memakai fasilitas negara… Kata Mereka bikin perang total…ya perang memakai aparatur negara untuk melumpuhkan lawan dari belakang… waspada kawan2 tetap fokus ke depan..,” demikin tulis Fahri di akun Twitter miliknya, @Fahrihamzah, Jumat (29/3/2019).

Baca Juga:

Dalam cuitan tersebut, Fahri tidak menyebut Jenderal mana yang dia maksud. Dia hanya menyebutkan Jenderal yang menggunakan fasilitas negara. Dalam hal ini bisa dinyatakan Jenderal yang Fahri maksud adalah Jenderal dalam lingkaran Pemerintahan Joko Widodo.

Baca Juga:  Prabowo Temui Surya Paloh, Rohani: Contoh Teladan Pemimpin Pilihan Rakyat

Sebab, dalam cuitan selanjutnya, Fahdri membandingkan Jenderal yang tak pernah ke medan perang dengan Jenderal Prabowo yang dia sebut adalah jenderal tempur. Prabowo, kata Fahri, terjun ke medan perang selama berdinas di dunia kemiliteran.

Prabowo Subianto bersama pasukan baret merah di medan tempur. (FOTO: ilustrasi/istimewa)
Prabowo Subianto bersama pasukan baret merah di medan tempur. (FOTO: ilustrasi/istimewa)

“Kalau Prabowo itu jenderal tempur, ia terjun ke Medan perang, terjun beneran pakai parasut…pertaruhkan nyawa, kata prajuritnya, “..dia kan mantu presiden, sebenarnya bisa menghindar…dia gak mau…dia turun ke battle pertaruhkan nyawa…” maka dia ksatria…,” kicaunya.

Dikatakan Fahri, sikap ksatria ditunjukkan dengan keberanian berhadap-hadapan, berkata apa adanya, dan mengerti etika dalam menyerang lawan. “Bangsa ini tahu bagaimana sang jenderal bertempur di Medan perang..dan sekarang kita melihat bagaimana sang jenderal bertempur di Medan politik. Sama, ksatria,” tegas Fahri.

“Lalu sang jenderal difitnah, tuduhan yang dibuat secara sepihak, dengan motif politik dan penyingkiran. Dia terima, dan dia diam..dia ambil tanggungjawab putus sampai di dia…dia jaga apa yang dia anggap benar. Tapi Tidak pernah dia bicara, jenderal diam dalam sepi,” imbuhnya.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Lantik 114 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemkab Nunukan
Prabowo Subianto saat memimpin pasukan baret Merah. (FOTO: ilustrasi/istimewa)
Prabowo Subianto saat memimpin pasukan baret Merah. (FOTO: ilustrasi/istimewa)

Tidak hanya itu, Fahri juga mengungkapkan bahwa, sang Jenderal alias Prabowo senantiasa menghindar dari sekian fitnah yang menerjang. Bahkan, lanjut, Prabowo menyibukkan diri menjadi pengusaha.

“sang jenderal malah menghindar dan menyibukkan diri menjadi pengusaha, dia tunjukkan bahwa ia bisa meneruskan perjalanan, dia tidak mau patah dan menjual diri pada orang. Sementara itu, jenderal abal2 berpesta pora memperkaya diri entah dari mana. Menjadi beking mafia,” kata Fahri. (mys/nn)

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,147