NUSANTARANEWS.CO – Apa pun keputusan pemerintah terkait perubahan rencana skema bagi hasil antara sistem gross split atau cost recovery yang tengah dipertimbangkan saat ini, tidak akan berpengaruh terhadap lini bisnis vendor kontraktor migas.
Divestekno Anugerah vendor pendukung produksi dan penyedia spare part, supporting IT dan peralatan material safety di industri pendukung migas mengaku siap mengikuti aturan yang ditetapkan negara.
“Kami sebagai industri jasa pendukung siap mengikuti segala keputusan yang ditetapkan,” ujar Direktur Utama Divestekno Anugerah Dianto Wahyudi Sabtu (31/12).
Seperti diketahui anjloknya harga minyak dunia berimbas ke berbagai sektor, tidak hanya berdampak ke kontraktor minyak dan gas bumi (migas). Jasa-jasa pendukung operasional migas juga merasakan dampaknya. Industri pendukung ini mulai sepi order, karena tidak ada kontraktor yang melakukan kegiatan, baik ekplorasi maupun produksi.
Namun, perseroan ini mampu bertahan dan dilirik oleh sebuah perusahaan investasi hingga akhirnya mampu melipat gandakan omsetnya sampai 300%.
Menurut Dianto Wahyudi, terjun kedalam sektor migas sebagai vendor penyedia system integration, persaingannya terbilang ketat.
“Kompetitor kami adalah perusahaan-perusahaan besar yang sudah mapan secara sistem, omset dan modal. Terjadinya penurunan harga minyak tentu berimbas pada omset kami yang 80% berasal dari jasa pendukung operasional migas. Kami pun terpaksa merestrukturisasi perusahaan dan memangkas cost-cost besar. Untuk dapat survive, kami menjual apa saja yang bisa dijual,” ujarnya.
Divestekno Anugerah pun banting setir menjadi vendor pendukung produksi hingga akhirnya dilirik oleh Investa Stellar Dana Kelola (ISDK) sebuah perusahaan private equity milik Grup Investa dari Indonesia dan kini menjadi distributor ekslusif bahan pembersih tangki minyak diseluruh Indonesia serta menjadi partner untuk wilayah Indonesia oleh Grainger, perusahaan pembuat safety tools khusus migas. (sepdi/red-02)