NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rasa bangga sekaligus haru tampak dari wajah Didi Admanur, Mahasiswa IAIN Samarinda Kalimantan Timur. Pasalnya, pada tahun 2019 ini kembali mewakili Indonesia dalam ajang World Youth Forum (WYF) dan World Youth Theatre (WYT) di Mesir.
Didi Admanur bertolak ke Mesir pada Kamis 931/1) menjadi Duta Bangsa. Pria yang akrab disapa Didi ini menjadi satu-satunya mahasiswa yang mewakili Indonesia ke Mesir dalam ajang bergengsi tersebut.
“Saya bangga karena menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang mendapat kehormatan untuk kedua kalinya di tahun ini,” kata Didi saat ditemui di Kantor Kementerian Agama RI kemarin.
World Youth Forum meupakan forum pemuda sedunia yang diselengagrakan secara rutin. Tahun lalu, Didi bersama Fatin Sidqia Lubis mewakili Indonesia di WYF dan menjadi satu-satunya mahasiswa yang berasal dari PTKIN. Tahun ini diundang lagi oleh Kementerian Kebudayaan Mesir untuk tampil dalam World Youth Theatre.
Untuk bisa mengikuti forum tersebut, Didi harus mendaftar secara online. Ada sekitar 163 negara yang ikut ambil bagian dalam pertemuan itu dan tidak kurang dari 45.000 aplikasi dan yang lolos hanya 5000. Kemudia Didi terpilih untuk World Youth Theatre mewakili Indonesia bersama dengan 11 negara lainnya seperti Algeria, Vietnam, Nepal, Peru, Kyrgistan, Cameroon, Congo, Lebanon, Suriah, Arab saudi dan Mesir.
Baca juga: Pendiri WEF: Harapan Saya Adalah Teknologi dan Generasi Muda
Baca juga: Pembangunan Infrastruktur Penting, Membangun Generasi Muda Jauh Lebih Penting
Baca juga: Membangun Komunitas Masa Depan Dengan Pancasila
Baca juga: WEF Mencetak 100 Young Global Leaders Untuk Masa Depan Dunia
Selain mengikuti forum tersebut, Didi juga dijadwalkan bertemua dengan Presiden Mesir, Abdul Fattah Al-Sisi dan sekaligus mewakili Indonesia untuk tampil dalam theater internasional dan berkolaborasi dengan negara lain yang mewakili negara masing-masing.
Didi Admanur tinggal di kampung, daerah perbatasan wilayah 3 Nunukan Kalimantan Utara. Tepatnya di Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.
Mahasiswa yang beruntung ini lahir pada 15 Juni 1995. Merupakan putra paling bungsi dari 4 bersaudara pasangan Husin Arif dan Masrawiyah. Saat ini Didi tercatat sebagai mahasiswa semester akhir pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Samarinda Program Studi Tadris Bahasa Inggris.
Ditanya tentang cita-citanya, pria perbatasan ini mengaku ingin menjadi seorang diplomat handal. “Saya berasal dari keluarga yang sederhana dari orang tua yang bekerja sebagai petani, namun saya berkeinginan keras menjadi diplomat,” tuturnya.
Prestasi yang pernah diraih Didi diantaranya ialah perwakilan IAIN Samarinda pada acara Lombok Youth Camp For Peace Leader (2018), Duta Damai Kalimantan Timur (2018) serta Perwakilan Indonesia dalam acara WYF dan EYT (2018) di Mesir.
Didi berharap keterbatasan bukanlah menjadi alasan untuk tidak berprestasi. “Keterbatasan itu menjadi sebuah energi yang kuat untuk mendorong diri menjadi lebih baik bahkan dapat menjadi agent of change yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim GP memberikan apresiasi yang tinggi kepada Didi. “Semoga prestasi yang ditorehkan Didi dapat menjadi inspirasi dan motivasi mahasiswa PTKI lainnya di Indonesia,” harap Arskal.
Arskal menegaskan bahwa keikutsertaan mahasiswa PTKI di ajang internasional menjadi keniscayaan di zaman yang sangat terbuka dan penuh kompetisi ini.
(rb/rb)
Editor: Ani Mariani