NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Maraknya aksi pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melakukan aksi-aksi jalanan dalam sepekan belakangan menimbulkan beragam spekulasi. Aksi yang dilakukan hanya karena tak terima dengan putusan hakim itu justru dilakukan secara masif, terorganisir, bahkan berlangsung hingga larut malam.
Kritik tajam menyertai aksi para pendukung Ahok dalam sepekan ini. Lalu pertanyaanya dari mana sumber pendanaan aksi demonstrasi pendukung Ahok itu?
Sejauh ini tidak ada rencana kepolisian melakukan pengusutan sumber pendanaan. Tak seperti aksi-aksi massa sebelumnya, kepolisian tampaknya tak berkepentingan untuk mengusut sumber dana para Ahoker yang dinilai sebagian pihak tidak taat hukum.
“Sangat disayangkan jika Polri tidak profesional. Tidak proporsional dan tidak independen. Inilah yang terlihat dari kasus aksi yang dilakukan para pendukung Ahok. Polri membiarkan aksi itu hingga malam hari dan tanpa pemberitahuan. Padahal jika massa lain melakukan aksi massa hingga malam pasti sadah ‘disapu’ polisi dengan cara-cara yang represif. Kenapa polri cenderung memanjakan para pendukung Ahok. Ada apa?,” kata Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW), Neta S Pane kepada redaksi, Selasa (16/5/2017).
Sikap kepolisian itu dikhawatirkan akan memunculkan perlawanan dari massa kelompok lain yang merasa terganggu dengan aksi-aksi massa Ahok tersebut. Boleh jadi polisi dianggap sudah tidak mampu menjaga ketertiban umum sehingga membuat massa memutuskan turun tangan untuk melakukan pengamanan.
“Di Makasar ini sudah terjadi. Jika hal ini terjadi dan berkembang menjadi tren dikhawatirkan terjadi benturan horizontal di masyarakat. Untuk itu polri harus kembali ke khittahnya, yakni menjadi polri yang profesional, proporsional dan independen serta tidak pilih kasih dalam melakukan penegakan hukum. Pembiaran yang dilakukan polri sama halnya membuka benturan di masryakat,” pungkasnya. (ed)
Editor: Eriec Dieda