EkonomiTerbaru

Daya Beli Pejabat Menguat, Bisa Menjadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kwartal ketiga 2017 hanya mencapai 5,06 persen. Jangan terkecoh dengan poin 06 di belakang. Perlu dicatat, angkanya 5,06 persen dan bukan 5,6 persen.

Menurut pengamat eknomi Salamuddin Daeng, lemahnya daya beli masyarakat adalah faktor utama penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia rendah. Bahkan, sejumlah lembaga penelitian yang kredibel pun mengatakan demikian.

“Mengapa? Karena 55% sampai 60% pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Ketika daya beli rumah tangga melemah, maka melemahlah pertumbuhan ekonomi,” kata dia seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (10/11/2017).

Salamuddin mengatakan, masalah ini sebetulnya sederhana saja yakni masyarakat kurang belanja dan tidak punya uang. “Masyarakat menjaga uang mereka untuk kebutuhan dasar dan pokok saja. Asal bisa nyambung hidup,” tuturnya.

Ia juga menyebut, untuk mengatasi masalah ini juga sederhana. “Kelompok yang punya daya beli kuat harus didorong untuk belanja banyak banyak. Siapa mereka yakni para pejabat negara, presiden, para menteri, parap ejabat BUMN, kontraktor pemegang mega proyek,” kata dia.

Baca Juga:  KPU Nunukan Gelar Pleno Rekapitulasi Perhitungan Perolehan Suara Pemilu 2024

Ditambahkannya, kelompok tersebut saat ini pasti tengah menguat daya belinya hasil dari keuantungan berlipat ganda baik dari gaji, tunjangan, keuntungan proyek proyek besar dan lain sebagainya. Seharusnya kelompok ini bisa belanja lebih banyak untuk membantu negara dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Untuk bisa belanja banyak maka harus sering-sering menjalankan pesta pora, apakah dengan cara menikahkan anak, ponakan atau lain lain. Atau menikah lagi. Nggak apa apa kalau itu bisa membantu pemerintahan ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” cetusnya.

Ia menuturkan, para ekonom pasti setuju jika presiden dan pembantu pembantunya menyelengarakan pesta pora setiap hari. Ini adalah jalan keluar untuk mengatasi daya beli masyarakat yang sedang melemah dengan menggantikanya dengan daya beli penguasa atau pejabat negara yang sedang menguat. (ed)

Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews

Related Posts

1 of 20