NUSANTARANEWS.CO – Harga gas untuk Industri di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran, hal tersebut lantaran calo gas menguasai hingga 80% bisnis trader gas di Indonesia.
“Harga gas di Indonesia itu mahal karena terjadi penjualan bertingkat, hulu ada calo, hilir ada calo,” ujarnya, di Jakarta, Jumat, (23/12/2016).
Tak cuma itu, calo itu juga bahkan memiliki alokasi gas bumi dan anehnya mereka tidak punya infrastruktur sama sekali untuk urusan gas bumi di Indonesia. Akibatnya para pengguna gas bumi terutama industri terpaksa membeli, bahkan sebagian tidak mengetahui bila gas bumi mereka berasal dari calo gas.
“Mereka terpaksa beli dari calo gas karena calo gas ini memiliki alokasi gas dari pemerintah. Ini kan aneh calo gas kok bisa dapat alokasi gas. Pemerintah kasih izin calo gas, ya sudah atur saja bagaimana mekanismenya jangan sampai calo ambil untung banyak,” cetusnya.
Lebih disayangkan lagi lanjut dia, keberadaan calo-calo gas ini semakin eksis dan jumlahnya terus menurus bertambah karena di fasilitasi oleh anak usaha Pertamina yakni Pertamina Gas (Pertagas). “Kalau kita lihat kan sekarang ini justru banyak alokasi gas bumi dari Pertamina masuknya ke calo gas,” tegasnya lagi.
Berdasarkan data Laporan Keuangan Pertagas 2013, 2014, hingga 2015, anak usaha Pertamina ini terus memasok gas bumi ke para calo gas. Berikut daftarnya:
– PT Bayu Buana Gemilang TS sebesar 6.516 BBTU
– PT Java Gas Indonesia 5.095 BBTU
– PT Sadikung Niagamas Raya 6.239 BBTU
– PT Surya Cipta Internusa 3.134 BBTU
– PT Walinusa Energi 6.389 BBTU
– PT Alamigas Mega Energy 350 BBTU
– PT Dharma Pratama Sejati 445 BBTU
– PT IGAS 30 BBTU
– PT Surya Energi Parahita 20 BBTU
– PT Bayu Buana Gemilang 1.910 BBTU
– PT Mutiara Energi 1.210 BBTU
“Kalaupun calo ada pemerintah harus atur tegas. Karena pertamina juga pasti susah salurkan langsung. Trader harus punya infrastruktur dan berkualifikasi baik dalam penyalurannya dan dikontrol pemerintah agar harga jelas,” pungkasnya. (Restu)