Cermin
Rahasia kehidupan tak berperi
Sebab, cahaya keluhuranku
Adalah cermin yang akan melihat
Jiwa dan raganya
Akulah burung
Yang punya sayap hitam putih
Bagai samudra dan buih
Sedang bayang-bayang di telan matahari
Marma-marma melambung
Sudah mabut dalam bajuku
Kau tetap berlaku adil
Seperti aliran ikhlas dan cita
Annuqayah 2019
Burung Kehidupan
Burung kehidupan
Ada embun menutupi wajahmu
Mengundang suhu gerimis menggigilkan
Hanya lintasan pesona
Yang berkibar di bibirmu
Sebagai embun hilangkan dahaya
Angin cakrawala senja hati
Sepanjang hari kau mengunjungi hati
Dalam bias mimpi
Serupa bulan yang tak letih menjaga malam
Sambil bernyanyi dan menari
Bagi lelapku diatas indahmu
Annuqayah 2019
Hidup Tak Bernyawa
Setiap bertemu, kujumpai tangis
Sesayup-sayup embun
Antara sabda lama dengan kehidupan
Yang dianggap pantun bermimik sementara
Kau hidup tak bernyawa
Mengungah menyentuh rasa
Secawan alam berkata benar
Sungguh dinyata keagungan punya
Tiada lampu mematikan diri
Tuk coba memblokir arti
Dari suci dan kebenaran tunggal
Sulit terbanding bahkan tiada sekali
Annuqayah 2019
Bulan
Cakrawala membentang di kaki langit
Cahaya yang mulai lelap
Membara jerit padaahti
Lantas hatipun berkata:
“Tuhanku kuasa dia utusan dipercaya”
Hari-kehari berganti minggu
Di balik malam merasuki dada
Hanya bulanku menerangi cahaya dunia
Sabda mengaliri kota hingga desa
Firman tegak menjadi pusaka jiwa
Walau banyak angin puting
Merobohkan pohom tua
Tapi musim dingin dan panas
Diatur oleh manusia bulan pandangan mausia
Annuqayah 2019
Rindu Kekasih Allah
Memudik dalam keridha’an
Selang kemulyaan merebbana
Saling mebtabu kidung-kidung cinta
Serta pengobrolan menuju cinta
Tanpa angin dan remang pandangan
Setiap sajak menyulam bayangmu
Jangan harumnya kuhirup
Sunnah pun berkata ikut
Ilalang melambai kejujuran
Pelu pun ikut memeriakan
Serta air mata tak sanggup bersembunyi
Hingga malaikat bosan menasehati
Lantak dalam ilusi
Pengoprasian jiwa yang mengidap dosa
Sebuah buih dikening ombak
Mendekap erat syetan tersayang
Sebuah hening haluan kiblat
Bersamman dan berayun
Memanggil secawan hati agung
Rindu kekasih Allah yang tak tuntas
Dalam tadah dan rebahan
Semoga isak tangis yang terang
Melaju serentet harum bayangnya
Muhammad sallallahu alaihi wasallam
Annuqayah 2019
Tentang penulis
Ahmad Wirdian Widodi, lahir di kampung kasur pasir legung sumenep merupakan santri Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa aktif di sanggar pasir dan pers ikstida