NUSANTARANEWS.CO, Kendari – Cerdas intelektual dan paham agama dinilai amat penting untuk generasi milenial. Begitu pun di kalangan mahasiswa. Mahasiswa milenial harus membekali diri dengan pemahaman agama yang cukup dan ilmu pengetahuan yang memadai untuk menjawab masalah-masalah kekinian. Karena ilmu tanpa agama akan buta dan agama tanpa ilmu akan lumpuh.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Ruchman Basori, saat dialog kemahasiswaan dengan aktivis mahasiswa intra kampus IAIN Kendari, Rabu (6/2) kemarin.
Ruchman mengaku prihatin adanya model beragama yang tertutup, menganggap pemahamannya yang paling benar (truth claim) dan kurang bersandar pada sumber-sumber keagamaan yang otoritatif.
“Beragama itu harus dengan ilmu, jangan hanya berbekal semangat saja”, katanya.
“Nilai-nilai intelektualitas dan religiusitas perlu di implementasikan berimbang dalam pengembangan dunia kemahasiswaan, untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa milenial,” sambung alumni UIN Walisongo Semarang ini.
Karenanya, kata dia, mahasiswa, khususnya PTKI, untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang berserakan, terutama menyangkut soal keagamaan.
“Jadikan lembaga kemahasiswaan PTKI sebagai laboratorium moderasi beragama tempat saling berdialog dan mengkaji secara terbuka,” ucapnya.
(anm/nvh)
Editor: Ani Mariani