NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Bulog telah menyiapkan anggaran Rp 30 triliun untuk menyerap gabah dan beras dari petani tahun ini. Direktur Pengadaan Bulog Tri Wahyudi Saleh mengaku optimistis dapat mencapai target penyerapan 4 juta ton gabah setara beras dari pemerintah selama 6 bulan ke depan, mulai Maret hingga Agustus 2017.
“Kami siap dengan anggaran lebih dari Rp 30 triliun untuk beras dan gabah,” ujar Direktur Pengadaan Bulog, Tri Wahyudi Saleh di Jakarta yang ditulis Jumat (24/2/2017).
Tri Wahyudi mengaku, dalam periode Januari-Februari 2017, Bulog telah menyerap 60.000 ton Gabah Kering Panen atau setara 30.000 ton beras. Angka tersebut naik jika dibandingkan tahun lalu yang hanya 600 ton pada Januari 2016.
“Sampai hari ini (serap) 30.000 ton setara beras, tapi kalau gabahnya 60.000 ton dari Januari sampai hari ini. Tahun lalu kecil di Januari saja 600 ton,” kata Wahyudi.
Menurut dia, selama 2 bulan ini pihaknya telah membeli gabah di tingkat petani seharga Rp 3.700 per kilogram sehingga dari 60.000 ton gabah yang terserap, Bulog telah mengalokasikan dana sebesar Rp 222 miliar. “60.000 ton gabah dikali Rp 3.700 ton jadi dua ratusan miliar kita alokasikan kemarin,” ungkap Wahyudi.
Selain itu, untuk menyerap gabah petani Bulog juga telah siap karena sudah memiliki 50 unit alat pengering gabah. Namun, saat ini ada 15 unit yang sedang dalam perbaikan. Meski demikian, 1 alat pengering ini berkapasitas 3 ton per 8 jam.
“Kita ada alat pengering 50 unit, 15 unitnya tapi sedang perbaikan yang oke ada 35. Nah, itu beroperasi maksimal 3 ton per 8 jam,” ucap dia. Alat pengering ini tersebar di sentra produksi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, dan lainnya.
Selain itu, Bulog juga telah bekerjasama dengan swasta untuk melakukan pengeringan gabah yang alatnya yang berkapasitas 300 ton per hari.
Untuk diketahui, harga gabah di tingkat petani turun drastis karena tingginya curah hujan dan produksi yang melimpah. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian meminta Perum Bulog membeli gabah dari petani dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 3.700 per kilogram.
Reporter: Richard Andika