Budaya / SeniPuisi

Buku Landskap Kota-Kota Peristirahatan Negeri Orasi

Robertus Robet saat menyampaikan orasi pada aksi kamisan pekan lalu. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Istimewa)
Robertus Robet saat menyampaikan orasi pada aksi kamisan pekan lalu. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Istimewa)

Puisi Rahmat Akbar

KOTA PERISTIRAHATAN

Kota peristirahatan
Kuraba tubuhmu siang dan malam
Membelai kusumat angin menatap riang
Dalam gigil memungut asa

Sementara di seberang sana
Angin menyapa di ujung senja
Menanti megamega menutup malam
Di ujung pelabuhan panjang
Anak bermain riang

Hanya aku dan sore bersalam
Menutup siang dengan malam
Dari tanah Halimun
Kutitipkan mimpi tak pernah padam

Kotabaru, 14 April 2017-Januaru 2019

LANDSKAP KOTA

Kusaksikan deburan ombak di tengah riaknya malam
Aku ingin mendengar suara burung-burung
Aku ingin merasakan gemercik air dari lembah Bamega

Jalan-jalan memudar, air-air keruh
Kau sampaikan debu
Kau lihatkan wajah menguning, tanah-tanah dikurasi
Pohon-pohon berdarah, air-air memucat

Pada sebuah perkampungan
Mereka bangun peradaban kota
Gunung kehilangan lembah
Pohon pun merindukan air

Di lautku rengge-rengge dibentangkan
Di musim tidak pernah bertuan
Sementara di gunung suara burung terasa sunyi
Air-air tergerus zaman

Di tanah Bamega kusaksikan
Manusia mulai tak mempunyai bumi
Dari tanah Sebatung mengalahkan Samburanjana
Selaksa cerita dari manusia purbakala
Kini hanya tinggal derita

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Kotabaru, Mei-Juni 2017

BUKU

Kalau pembaca mencicipi buku
Akan tercipta sebuah ilmu baru
Bebagai persepsi timbul dengan sendiri
Dan mencoba untuk membuat hukum masa kini
Yang dirasanya lebih manusiawi
Tanpa air berisi gelas yang memadai
Jadilah ditafsirkan sekehendak hati
Sebuah petaka bagi negeri
Bila ajaran ini mulai terpatri
Tidak perduli dengan apa yang nanti terjadi
Kalau hanya ingin benar sendiri

Kotabaru, 20 Desember 2016

NEGERI ORASI

Jika kau ingin berhenti sejenak
Di negeri yang beranak pinak
Maka itulah negeri orasi tegak

Jika kau ingin melihat
Janganlah lupa membawa topeng demokrasi
Lalu menjamur lapak-lapak politisi
Di ujung lidah kota tak terkendali

Negeri orasi, negeri kaya mantra-mantra sunyi
Mengalirkan darah di tanah sendiri
Merebahkan pemilik kursi
Untuk siap dikebiri

Kotabaru, 01 Februari 2017

Rahmat Akbar, kelahiran Kotabaru 04 Juli 1993 Kalimantan Selatan. Puisinya mengisi beberapa media massa seperti Republika, Pikiran Rakyat, Hari Puisi, Denpasar Post, Redaksi Apajake, Bangka Pos, Solopos, Riau Post, Malut Post, Jurnal Asia, Fajar Makassar, Kampoeng Jerami, Haluan Padang, Majalah Simalaba, Minggu Pagi, Medan Post, Kabapesisir, Radar Mojekerto, Radar Bojonegoro, Radar Cirebon, Rakyat Sumbar, Radar Banyuwangi, Koran Dinamikanews, Malang Post, Analisa Medan, Magelang Ekpres, Flores Sastra, Koran Merapi, Tribun Bali, Media Kalimantan dan sejumlah antologi bersama. Mengabdikan diri di sekolah SMA Garuda Kotabaru dan pendiri sekaligus pembina siswa-siswanya di Taman Sastra SMA Garuda Kotabaru. Akbar bisa disapa melalui email [email protected], fb: Kai.akbar

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,194