NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Blusukan dan sambangi kaum dhuafa, Kapolres Nunukan tuai pujian masyarakat.
Selain berkewajiban menjadi pelindung dan pengayom, anggota Polri juga harus dapat mengimplementasikan sebagai pelayan bagi masyarakat. Melayani mansyarakat bukan sekadar dalam permasalahan hukum dan keamaan semata, melainkan juga memberikan pelayanan sosial kepada sesama manusia.
Hal itulah yang dilakukan oleh Kapolres Nunukan AKBP Teguh Triwantoro dan jajaranya. Melalui program Patroli Peduli, Teguh dan anggotanya turun langsung menyambangi mereka yang sedang dalam kesusahan. Bahkan tak jarang, Teguh harus berjalan kaki beberapa kilometer hanya untuk dapat memberi support langsung kepada mereka yang kurang beruntung.
Tak ayal, aksi Kapolres Nunukan ini mengundang apresiasi dari hampir sebagian besar masyarakat Nunukan. Pujian dan dukungan kepada Teguh dan angotanya berdatangan terutama di linimasa para pengguna media sosial di Kalimantan Utara. Bahkan tak hanya di grup-grup media sosial lokal,tapi aksi Perwira dengan 2 Melati di pundak ini juga sering dibicarakan di grup-grup medsos nasional.
Tak sedikit yang menganggap bahwa AKBP Teguh sebagai sosok yang mampu tampil untuk dua sikap dalam satu tubuh. Karena hampir semua masyarakat Nunukan tak memungkiri ketegasannya bahkan cenderung garang dalam menindak pelanggaran, namun seketika ia bisa langsung berubah lemah lembut apabila berahadapan dengan mereka yang tengah mengalami kesusahan.
Namun terkait pujian dari masyarakat, Teguh mengaku bahwa dirinya tidak lah pantas untuk dipuji. Kepada Pewarta ia menuturkan bahwa apa yang ia lakukan selain tugasnya sebagai aparat, juga niat ibadah sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah (Tuhan Yang Maha Esa).
“Selain karena mengharap ridho Allah, kegiatan Patroli Peduli ini juga sebagai salah satu wujud Program Unggulan Polres Nunukan yang dikemas dalam suatu program yang langsung menyentuh masyarakat dan berdampak nyata agar Polri menjadi Institusi penjaga Kehidupan, pembangun peradaban dan pejuang kemanusiaan untuk memenuhi Tugas Pokok dan Fungsinya sebagai Aparat penegak Hukum dan pelindung, Pengayom serta pelayan Masyarakat,” ujar Teguh, Sabtu (11/5/2019).
Teguh pun menuturkan bahwa dalam setiap kunjunganya menemui mereka yang tengah dalam kesusahan, pihaknya tak lantas hanya datang, memberi santunan dan usai begitu saja. Namun pihaknya juga melakukan berbagi upaya sebagai tindak lanjut.
“Ketika kita menjumpai masyarakat yang sedang sakit, di Polres Nunukan ada Salah satu Fungsi URKES (Urusan Kesehatan) biasanya saya ajak anggota Urkes tersebut dengan dokter rekanan kami, untuk memeriksa kondisi masyarakat yang sakit itu. Nah, dari situ anggota dan dokter tersebut memberikan obat yang dibutuhkan, kemudian apabila masyarakat yang sakit perlu penanganan Khusus, kami akan membantu merekomendasikan agar dirujuk ke RSUD melalui BPJS atau sedikit kami akan bantu mengeluarkan biaya pengobatannya,” papar Teguh.
Lebih lanjut Teguh menuturkan, melalui aksinya tersebut, ia berharap kepada masyarakat untuk mempertebal kepekaan terhadap rasa kemanusiaan. Dan dari aksi berbagi yang dilakukanya, diharapkan dapat menjadi edukasi munculnya rasa kepedulian kepada sesama yang membutuhkan, terbentuk Sikap toleransi dalam wujud saling tolong menolong melalui kebaikan dengan harta atau sesuatu yang bermanfaat.
“Dan dari dibalik uluran tangan kepada sesama, ada satu nilai luhur yang diperjuangkan, yaitu mengembalikan martabat atau kehormatan orang-orang yang kurang beruntung, kehormatan sebagai manusia,” tandas Teguh.
Karena dirinya menyadari sebagai Prajurit harus siap ditempatkan dimana dan kapanpun, ia berharap program atau aksi sosial yang digagasnya tersebut dapat berkelanjutan kendati ia tak memimpin Polres Nunukan lagi. Bahkan ia berharap agar bisa ditingkatkan dengan terobosan-terobosan aksi kemanusiaan lainya.
“Terlepas nanti akan dilanjutkan oleh Pimpinan berikutnya atau tidak, kembali ke Pribadi masing masing. Namun saya berharap, segala hal yang bernilai ibadah hendaknya yang selalu Istiqomah, Berjalan Dengan Komitmen dan Konsisten” harapnya.
Pewarta: Eddy Santri
Editor: Eriec Dieda