Puisi Ferry Fansuri
Bibir Yang Terikat
Kau pernah berkata padaku
Bermimpi tentangku
Bertemu dalam sebuah taxi
Bibir kita saling terikat
Dan itu selalu kau ingat dalam kepalamu
Kau terus mengingatnya itu
Tak berhenti mengejarku selalu dengan
Bertanya pada whatapps
Bergerilya pada facebook
Bercermin pada Instagram
Kau terus gunakan imaji-imaji kosong itu
Bahwa akulah satria berkudamu
Yang akan membawamu pergi
Tapi tak tahukah kamu
Kau seperti iblis menawarkan kuldi tuk hawa
Membuat Adam terusir dari surga
Ku terasing olehnya
Karena kutanam benih kutukan itu
Kau akan memburuku
Biarpun di liang lahat sekalipun
Medan, Februari 2017
Bisakah kurasakan bibirmu, sekali lagi
Stasiun, peron dan peluit masinis
Berderu menjadi satu dalam khayalanku
Bergulat dengan kesunyian
Dudukku sendiri menatap langit
Membiarkan kenangan itu membunuhku
Bandara, bagasi dan boarding pass
Bergumul mendengung di telinga
Melawan lupa diwajahmu
Termenung dalam kesendirian semu
Lamunan-lamunan itu mencengkram nadiku
Hotel, kamar dan wastafel
Bergerak menyatu merayap
Merayu syahwatku di ujung ubun-ubun
Terbujur kaku berselimut duka
Ocehan-ocehan meracau di otakku
Lihatlah tembok penghalang itu
Bisakah kurasakan bibirmu ?
Sekali lagi
Rantau Prapat, Maret 2017
Ferry Fansuri, kelahiran Surabaya adalah travel writer, fotografer dan entreprenur lulusan Fakultas Sastra jurusan Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Pernah bergabung dalam teater Gapus-Unair dan ikut dalam pendirian majalah kampus Situs dan cerpen pertamanya “Roman Picisan” (2000) termuat. Puisi-puisinya masuk dalam antalogi puisi festival puisi Bangkalan 2 (2017) dan cerpen “pria dengan rasa jeruk” masuk antalogi cerpen senja perahu litera (2017). Mantan redaktur tabloid Ototrend (2001-2013) Jawa Pos Group. Sekarang menulis freelance dan tulisannya tersebar di berbagai media Nasional. Dalam waktu dekat menyiapkan buku antalogi cerpen dan puisi tunggal.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].