Mancanegara

Bendung Cina, AS Bangun Pangkalan Militer Baru di Australia

Bendung Cina, AS bangun pangkalan militer
Bendung Cina, AS bangun pangkalan militer baru di Australia/Foto: Ist

NUSANTARANEWS.CO – Bendung Cina, AS bangun pangkalan militer baru di Autralia. Amerika Serikat (AS) berencana membangun infrastruktur militer tambahan di Australia begitu Kongres memberi persetujuan kepada Angkatan Laut AS, kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne pada hari Selasa (30/7). Prakarsa pembangunan fasilitas akan mendukung Postur Pasukan,” kata Payne kepada Sky News.

Seperti diketahui, AS dan Australia telah meningkatkan kehadiran militer mereka di Pasifik Barat di tengah meningkatnya pengaruh Cina di Laut Cina Selatan (LCS) yang merupakan jalur perdagangan strategis dan kaya akan sumber daya alam.

Meski Payne tidak mengatakan infrastruktur militer apa yang ingin dibangun oleh AS, namun media Australia melaporkan bahwa Washington memiliki rencana untuk membangun pelabuhan baru di dekat Darwin, ibukota Wilayah Utara Australia.

Menurut Euan Graham, direktur program keamanan nasional, Universitas La Trobe, “Sebuah pelabuhan adalah ibarat kaki yang hilang dalam keterlibatan militer AS dengan Australia,” kata Graham.

Baca Juga:  Pengerahan Sistem Pertahanan THAAD di Israel Picu Eskalasi di Kawasan Regional

AS memang berencana akan membangun infrastruktur militer tambahan di Australia begitu Kongres menyetujui anggaran sebesar US$ 211,5 juta untuk Angkatan Laut AS, kata Payne

Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani antara kedua negara pada 2011, 2.500 Marinir AS akan terus berada di Australia setiap tahun di pangkalan militer Australia di Darwin.

Pada saat yang sama, laporan media mengatakan, Landbridge Group Cina telah mendapatkan sewa 99 tahun di Pelabuhan Darwin pada 2015. Hal tersebut telah meningkatkan kewaspadaan Australia sehingga rencana penguatan kedudukan militer AS di Australia datang tepat pada waktunya.

Oleh karena itu, AS dan Australia bersama-sama berupaya mengambil langkah-langkah taktis untuk memperkuat posisi mereka di Pasifik Barat untuk membendung pengaruh Cina. Meski kebanyakan pulau-pulau di LCS diklaim Beijing, namun sebagian wilayah itu juga diklaim oleh beberapa negara lain, termasuk Vietnam, Kamboja, Brunei, dan Filipina.

Hubungan AS dan Cina sendiri sudah tegang sejak berlangsungnya perang dagang antara kedua negara. Bermula ketika Washington memberlakukan tarif atas barang-barang ekspor dari Cina, di mana Beijing mengkritik langkah AS tersebut, dan kemudain membalasnya. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,075