NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Bara api konflik internal PPP ternyata masih membara. Humphrey Djemat klaim sudah islah dengan Plt Ketum PPP Suarso Monoarfa dibantah pengurus partai di daerah, terutama DPW PPP Jateng dan Jatim.
DPW PPP Jatim dan DPW PPP Jateng menggelar pertemuan untuk menyikapi adanya statemen Ketum PPP kubu Muktamar Jakarta Humphrey Djemat yang mengaku sudah islah dengan plt Ketum PPP Suharso Monoarfa.
Menurut Ketua DPW PPP Jateng, Masruhan Samsuri, pihaknya menyayangkan pernyataan Humphrey tersebut.
“Islah itu dilakukan ketika dua pihak dilakukan dalam posisi yang sama dan kekuatan yang sama. Sedangkan untuk posisi PPP saat ini yang sah saat ini hanya ada PPP di bawah kepemimpinan Plt Suharso Monoarfa dan Sekjen Arsul Sani. Tak ada lagi PPP lainnya,” ungkapnya saat ditemui di Surabaya, Selasa (26/11/2019).
Dikatakan oleh Masruhan,hingga saat ini tak ada lagi PPP lainnya selain PPP dibawah kepemimpinan Plt Suharso Monoarfa.
”PPP dibawah Plt Suharso sudah diakui pemerintah dan terdaftar di Kemenkumham. Tak hanya itu juga sudah ikut Pemilu, pilkada hingga berjumpa lagi pilkada 2020 mendatang,” jelasnya.
Pihaknya, kata Masruhan, menyayangkan adanya pernyataan Islah dari Humphrey Djemat.
”Nggak ada angin tiba-tiba hujan, artinya tiba-tiba bilang adanya Islah. Demikian ini sangat disayangkan. DPW PPP se Indonesia sudah sepakat kalau muktamar hanya bisa dilakukan dibawah kepemimpinan Plt Suharso Monoarfa dan sekjen Arsul Sani,” paparnya.
Soal Humphrey, kata Masruhan, silahkan mau mau diberi undangan untuk menghadiri pembukaan.
”Tapi bukan kapasitas seimbang sebanding dengan Suharso Monoarfa. Kalau masuk struktur pengurus kami siap memperjuangkan untuk masuk pengurus hasil muktamar mendatang. Kami minta Humphrey dkk jangan cari perkara dengan mengatakan ada islah dengan plt Suharso,” terangnya.
Untuk caketum PPP, Masruhan mengatakan DPW PPP se Indonesia sudah sepakat kalau ketum terpilih nanti adalah berdarah hijau.
”Artinya kader sejati dan terbukti sebagai kader PPP,” jelasnya.
Senada dengan Masruhan, sekretaris DPW PPP Jatim, Norman Zein Nahdi mengatakan seharusnya muktamar Pondok Gede beberapa tahun lalu sudah tak ada lagi dua kubu didalam tubuh PPP.
“Sudah masuk semua kepengurusan PPP untuk menjadi satu. Dualisme sudah tamat,” terangnya.
Bagi PPP Jatim, kata Norman, tak perlu lagi ada pernyataan islah karena saat ini sudah tak ada dualisme di dalam PPP pasca Muktamar Pondok Gede.
Sebelumnya, di Jakarta Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan kubu Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat, mengklaim pelaksana tugas Ketua Umum PPP Suharo Monoarfa sudah sepakat untuk islah atau penyatuan kembali dua kubu yang ada di partai berlambang Ka’bah itu. Humphrey menyebut kesepakatan ini demi menyelamatkan PPP agar bisa bertahan di Pemilu 2024.
Sekedar diketahui Pada tahun 2014, PPP terpecah menjadi dua kubu. Humphrey merupakan pengganti Djan Faridz, Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta. Sedangkan Suharso merupakan pelaksana tugas yang menggantikan Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya, Romahurmuziy alias Rommy.
Pewarta: Setya W