HankamMancanegara

Bantu Operasi Militer, Dua Mahasiswa AS Kembangkan CyberWar 2025

NUSANTARANEWS.CO, California – Dua mahasiswa pascasarjana Angkatan Laut Amerika baru-baru ini menciptakan cara untuk menjembatani operasi dunia maya bagi militer AS melalui sebuah permainan. Dalam tesisnya, Sersan Mayor David Long dan Kapten Angkatan Darat Chris Mulch merancang dan mengembangkan CyberWar 2025. Sebuah permainan strategi perang berbasis komputer yang dikendalikan melalui dunia maya.

“Tujuan dari CyberWar 2025 adalah untuk menstimulasi dan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dari operasi di dunia maya,” kata Mulch. “Ide dasarnya adalah belajar sambil bermain.”

Sekitar 30-60 menit, game dimainkan secara bergiliran. Para pemain bisa menggunakan berbagai konsep dasar yang tercantum dalam Joint Publications 3-12 (R) Operasi Cyber yang telah disediakan. Dengan kemampuan mengkombinasikan operasi menyerang dan bertahan serta mengeksplorasi jaringan komputer secara cepat, maka ia akan keluar jadi pemenang. Bahkan dalam stuasi lemah sekalipun.

“Semua orang memulai di arena bermain yang sama,” ungkap Mulch. Para pemain lanjut dia, bisa memanfaatkan sumber daya dengan berbagai cara susuai dengan keinganan masing-masing.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Long dan Mulch mengaku mengembangkan CyberWar: 2025 karena situasi yang mendesak. Dimana dalam satu dekade terakhir di Amerika, dunia cyber telah menjelma menjadi ancaman bahkan musuh bagi keamanan nasional.

Dalam pidato baru-baru ini di Universitas John Hopkins, Menteri Pertahanan James N. Mattis menegaskan bahwa Departemen Pertahanan wajib melakukan investasi kedalam pertahanan dan ketahanan siber. Ia juga terus mendorong untuk meningkatkan kemampuan diranah dunia maya sebagai spektrum operasi militer.

“Daya saing kami telah terkikis di setiap wilayah peperangan – udara, darat, laut, ruang angkasa, dan dunia maya,” kata Mattis.

Sementara itu, Presiden Donald J. Trump juga telah menyuarakan hal ini dalam permintaan anggaran tahun fiskal 2019. Dimana untuk penguatan sektor dunia maya, pendanaan meningkat sebesar 4,2 persen yakni menjadi $ 8,5 miliar atau setara 117 triliun rupiah. Dana untuk membentuk Komando Ciber AS ini sudah setara dana operasional untuk membentuk komando tempur baru.

Baca Juga:  Apa Arti Penyebaran Rudal Jarak Jauh Rusia Bagi Skandinavia?

“Apa yang terjadi dalam kebijakan dunia maya adalah pertanyaan besar sekarang di DoD (Departemen Pertahanan),” kata Mulch. “Seperti apa keseimbangan kompetitif kita? Haruskah kita menjadi kuat? Haruskah kita menempatkan waktu dan sumber daya ke dalam pertahanan, pengintaian, atau penelitian?”

Meski demikian, menurut Mulch masih ada celah besar bagaimana Departemen Perhtahanan AS melakukan persiapan militer untuk terlibat dalam domain ini. Beberapa kursus pendidikan dan pelatihan telah dikembangkan untuk mempersiapkan cyberspace sebagai alat pendukung operasi. Tetapi sejauh ini masih belum ada simulasi virtual yang digunakan oleh militer untuk melatih dan mendidik anggotanya dalam melakukan operasi di dunia maya.

Pewarta: Ardian
Editor: Romadhon

Related Posts

1 of 3,051