Lintas NusaPeristiwaRubrika

Banjir dan Tanah Longsor Rusak Rumah Warga Kota Ambon

Banjir dan tanah longsor rusak rumah warga Kota Ambon. Hujan dengan intensitas tinggi menjadi salah satu pemicu banjir dan tanah longsor di Kota Ambon, Maluku pada hari Sabtu (3/10).
Banjir dan tanah longsor rusak rumah warga Kota Ambon. Hujan dengan intensitas tinggi menjadi salah satu pemicu banjir dan tanah longsor di Kota Ambon, Maluku pada hari Sabtu (3/10).

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Banjir dan tanah longsor rusak rumah warga Kota Ambon. Hujan dengan intensitas tinggi menjadi salah satu pemicu banjir dan tanah longsor di Kota Ambon, Maluku pada hari Sabtu (3/10). Hujan deras yang terjadi sejak pukul 18.00 waktu setempat telah mengakibatkan Sungai Batumerah meluap.

Air sempat mencapai ketinggian sekitar 0,5 hingga 1 meter, namun genangan segera surut karena kondisi topografi kota yang berada di pesisir. Akibat banjir tersebut dilaporkan 1 rumah rusak berat dan 5 lainnya rusak ringan tertimpa longsoran tanah.

Semetara dilaporkan sejumlah warga terpaksa mengungsi ke Gedung BLK Kota Ambon. Hingga hari ini (4/10), pendataan di lapangan masih berlangsung dan sebagian pengungsi telah kembali ke rumahnya. Peristiwa banjir dan longsor ini tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Kota Ambon termasuk wilayah dengan potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis InaRISk, setidaknya dua kecamatan dengan populasi terpapar sekitar 8.030 jiwa berada di wilayah dengan potensi tersebut.

Baca Juga:  Kebutuhan Energi di Jawa Timur Meningkat

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca tiga harian, 3-5 Oktober 2020. Prakiraan cuaca pada hari ini (4/10) dan esok (5/10), Provinsi Maluku termasuk salah satu wilayah yang berpotensi hujan lebat dan disertai petir atau kilat serta angin kencang.

Pada hari Sabtu (3/10) BMKG juga telah merilis mengenai catatan historis La Nina yang dapat meningkatkan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normal. Diperkirakan pada bulan Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera.

Meski begitu, dampak La Nina tidak seragam terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.

Untuk itu, masyarakat dihimbau agar selalu waspada terhadap ancaman bahaya hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Warga juga harus siap siaga menghadapi keadaan darurat, mulai dari mematikan jaringan listrik, menyimpan dokumen penting di tempat yang aman hingga menentukan rute evakuasi dan titik kumpul, dan tetap mengikuti protokol kesehatan dalam situasi pandemi ini.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menang Telak di Jawa Timur, Gus Fawait: Partisipasi Milenial di Pemilu Melonjak

*Berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, banjir terjadi sekitar pukul 20.00 WIT, di mana luapan air mengenangi 4 Kecamatan yaitu Sirimau, Baguala, Nusaniwe dan Leitimur Selatan. Sebanyak 16 wilayah terdampak di tingkat administrasi desa dan kelurahan, antara lain Batumerah, Galala, Honipopu, Batu Meja, Uritetu, Hative Kecil, Ahusen, Amantelu, Batu Gajah, Negeri Lama, Latta, Passo, Mangga Dua, Kuda Mati, Urimessing dan Hutumuri. (ed. Banyu)

Sumber: Dr. Raditya Jati Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Related Posts

1 of 3,049