NUSANTARANEWS.CO – Bencana alam banjir dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur sepanjang Rabu (28/9). Akibat banjir tersebut, beberapa sekolah diliburkan, mulai TK hingga SMA/SMK. Wilayah terparah terkena banjir, meliputi Kecamatan Bungkal, Balong, Jetis, Sambit, Siman, Mlarak, Ponorogo, Kauman dan Sukorejo.
“Sekolah kami terpaksa kami liburkan karena ruang kelas terendam,” ujar Ladikun, guru SDN 1 Bancar, Kecamatan Bungkal.
TK Bustanul Athfal Aisiyah Tanjung, Desa Bancar juga diliburkan. “Air sempat menggenangi jalur Jetis-Bungkal selam beberapa jam,” kata Pamuji selaku Kades Bancar, Kecamatan Bungkal.
Bukan itu saja, Kantor UPT Dinas Pertanian Kecamatan Bungkal tak luput dari genangan banjir. Bahkan ratusan hektar sawah di Kecamatan tersebut terendam air. Akibatnya tanaman tembakau, jagung, kedelai dan Semangka banyak yang mati.
“Hari ini rencana mau panen semangka tapi tiba-tiba air banjir menggenangi areal sawah kami tapi terpaksa ya kami panen daripada nanti busuk,” papar Jamaludin Dwiyono, petani Desa Bancar disela-sela memanen semangka.
Banjir juga menghantam dan menghanyutkan sebuah jembatan di lingkungan Tempuran, Dukuh Duwet, Desa Bancar, Kecamatan Bungkal.
“Pondasi jembatan tergerus air sehingga jembatan hanyut,” ujar Ilyas, petani setempat.
Sebuah lapangan olahraga Desa Bancar juga tergenang air banjir hingga pukul 17.00 WIB ini air juga belum surut.
Sedangkan di Desa Gandu, Kecamatan Mlarak, ratusan warga berebut ikan lele karena banyak kolam lele milik warga yang ikut terkena banjir. “Alhamdulillah hari ini kami ikut panen lele gratis yang hanyut air
banjir,” aku Ogie, warga Desa Gandu.
Sementara bencana tanah Longsor terparah terjadi di wilayah Kecamatan Pulung, Sooko dan Ngrayun. “Ada satu warga Kecamatan Ngrayun dikabarkan meninggal karena tertimbun material longsoran dini hari tadi,” ujar Setyo Budiyono, Kasubag Humas Pemkab Ponorogo.
Pihaknya kemudian berkoordinasi dengan semua pihak untuk menangani bencana alam tersebut. (MUH NURCHOLIS)