Mancanegara

AS Ingin Segera Menempatkan Rudal Nuklir di Kawasan Asia

AS ingin segera menempatkan rudal nuklir
AS ingin segera menempatkan rudal nuklir Asia. Tampak Rudal Pershing II AS/Foto: defenseone.com

NUSANTARANEWS.CO – AS ingin segera menempatkan rudal nuklir di kawasan Asia. Cina memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa Beijing tidak akan berpangku tangan bila Washington menempatkan rudal-rudal jarak menengahnya ke Asia seiring dengan tidak berlakunya lagi Pakta Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) pada 2 Agustus lalu.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Andrea Thompson dalam sebuah konferensi pers pada Selasa (13/08) mengatakan bahwa Washington akan berkonsultasi dengan sekutunya di Asia mengenai rencana penempatan rudal-rudal jarak menengah di kawasan tersebut.

Pejabat senior AS itu juga menegaskan semua keputusan yang dibuat akan dikonsultasikan dengan negara sekutu di kawasan.

Dalam kesempatan itu, Thompson juga menyalahkan Rusia dengan sistem rudal terbarunya yang dianggap melanggar Pakta INF – sehingga Pakta tersebut berakhir. Rusia sendiri membantah telah melanggar INF dan keberatan dengan pembatalan sepihak AS tetapi menyambut bila ada negosiasi baru.

Baca Juga:  Penghasut Perang Jerman Menuntut Senjata Nuklir

Thomson juga mengungkapkan bahwa AS dan Rusia telah memulai sebuah pembahasan mengenai kerangka kerja multinasional yang baru untuk pelucutan senjata nuklir dengan melibatkan Cina.

Sementara Cina tidak mampu memadamkan kekhawatiran peningkatan perlombaan senjata global baru. Terkait dengan protes itu,

Thompson menuding Cina yang tidak transparan mengenai pengembangan nuklir dan rudal negara itu. Menurutnya, dunia meminta Cina untuk bergabung dalam pembahasan pelucutan senjata nuklir tersebut.

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Washington memperkirakan AS dan Rusia memiliki lebih dari 90 persen senjata nuklir dunia. Menurut organisasi itu, AS memiliki sekitar 1.750 hulu ledak, Rusia sekitar 1.600 dan Cina sekitar 290.

Seperti telah diberitakan pada bulan Mei lalu, Letnan Jenderal Robert P. Ashley Jr., direktur Badan Intelijen Pertahanan, mengatakan bahwa Cina diam-diam kemungkinan telah melakukan diversifikasi dan menggandakan persenjataan nuklirnya untuk satu dekade ke depan. Demikian pula Rusia yang stok nuklirnya akan bertambah secara signifikan.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Menyikapi perkembangan itu, Pemerintahan Trump juga telah mulai melakukan upaya memodernisasi persenjataannya, termasuk senjata nuklir taktis.

Menurut Kingston Reif, direktur perlucutan senjata di Asosiasi Pengendalian Senjata, pendekatan pemerintahan Trump telah meningkatkan ketegangan di seluruh Pasifik, katanya.

Reif juga menambahkan, AS memang harus menjaga kesiapan militernya yang tepat dalam menghadapi pertumbuhan militer Cina yang terus berkembang di kawasan. Tetapi sebaliknya Cina tentu akan merespons dengan mengerahkan lebih banyak senjata untuk menargetkan negara sekutu AS di Asia.

Para ahli memperkirakan lokasi yang paling mungkin bagi penempatan rudal-rudal nuklir menengah AS adalah Korea Selatan atau Jepang. Sementara  Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah mengatakan bahwa negaranya tidak akan menampung rudal jarak menengah AS tersebut. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,105