Arab Saudi Pesan 44 Peluncur THAAD dan 360 Rudal

Uji coba Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). (Foot: US Department of Defense/Handout via Reuters)

Uji coba Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). (Foot: US Department of Defense/Handout via Reuters)

NUSANTARANEWS.CO – Pemerintah Amerika Serikat menyetujui kemungkinan penjualan sistem pertahanan rudal ke Arab Saudi senilai 15 juta dolar. Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar adalah tiga negara Teluk yang telah dipasok AS untuk Terminal High Altitude Area Defense (THAAD).

THAAD memang dikenal sebagai sistem pertahanan rudal canggih. Sistem pertahanan udara tersebut mampu mencapai jarak 200 km berketinggian maksimum 150 km dengan kecepatan 8,24 mach atau 10.175 km per jam. Dikatakan canggih juga, THAAD mampu menghadang rudal balistik di atmosfer.

Korea Selatan dan AS telah bekerjasama memasang THAAD di perbatasan Korea untuk keperluan menghadang laju rudal balistik Korea Utara.

Arab Saudi dilaporkan akan membeli 44 peluncur THAAD dan 360 rudal serta stasiun kontrol dan radar. “Penjualan ini melampaui kepentingan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri AS, dan mendukung keamanan jangka panjang Arab Saudi dan kawasan Teluk dalam menghadapi ancaman regional, Iran dan lainnya,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Al Jazeera.

Penjualan THAAD ke Arab Saudi tergantung kesepakatan Kongres AS. Senjata ini tampaknya memang diperlukan tak hanya Arab Saudi di kawasan Teluk tetapi juga AS sendiri guna melindungi pasukan Paman Sam yang ditempatkan di sana serta terjaminnya stabilitas regional negara-negara Teluk.

“Penjualan peralatan dan dukungan yang diusulkan ini tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di wilayah ini,” katanya.

Seperti diwartakan nusantaranews sebelumnya, bahwa perusahaan raksasa Aerospace Lockheed Martin Co memang akan menjadi kontraktor utama untuk sistem THAAD bersama dengan kontraktor pertahanan Raytheon Co. Kontrak ini sebetulnya sudah diumumkan sejak 5 September lalu.

Sebelum bersepakat soal THAAD ini, Arab Saudi juga menyapakati perjanjian pembelian sistem pertahanan udara terpadu S-400 Rusia.

Stasiun televisi Al-Arabiya melaporkan, Kamis (5/9) bahwa Arab Saudi bersepakat dengan Rusia terkait pembelian S-400 yang memang sudah sejak lama diincar Riyadh. Dilansir Reuters, laporan terkait kesepakatan ini disampaikan saat kunjungan Raja Salman ke Moskow.

Kedua negara juga menandatangani sebuah nota kesepahaman untuk membantu kerajaan Saudi dalam upayanya mengembangkan industri militernya. Industri Milter Arab Saudi (SAMI) mengatakan bahwa Mou dengan eksportir senjata milik Rusia yakni Rosoboronexport dalam sebuah kontrak yang ditandatangani untuk pengadaan S-400, sistem Kornet-EM, TOS-1A, AGS-30 dan Kalashnikov AK-103. (ed)

(Editor: Eriec Dieda)

Exit mobile version