Terbaru

Angkatan Laut AS Bakal Punya Drone Tanker Udara, MQ-25 Stingray

NUSANTARANEWS.CO – Produsen pesawat terbesar di dunia, Boeing telah merilis sebuah foto rancangan sistem pesawat tak berawak (drone) terbaru (UAS) yang dirancang untuk mengisi bahan bakar jet Angkatan Laut Amerika Serikat yang beroperasi dari kapal induk.

Pesawat tak berawak yang berukuran cukup besar ini merupakan pintu masuk Boeing dalam kompetisi tanker MQ-25 Stingray Angkatan Laut AS.

Boeing merilis sebagian gambar dari sayap drone yang saat ini sedang dalam proses finalisasi mesinnya sebelum memulai uji cobanya tahun depan.

Uji coba penerbangan dimulai saat kontrak pengembangan teknik dan manufaktur diberikan, dan uji coba mesin akan dilaporkan berlangsung di fasilitas Boeing St. Louis.

USN menyatakan bahwa Boeing UAS akan memperluas jangkauan tempur Boeing Super Hornet F/A-18, Boeing EA-18G Growler, dan pesawat tempur Lockheed Martin F-35C atau F-35C Lightning II.

Selain itu, Boeing juga dilaporkan telah mengajukan proposal kepada Angkatan Laut AS untuk program Muy-25 yang akan bersaing dengan proposal yang diajukan Lockheed Martin dan General Atomics Aeronautical Systems.

Baca Juga:  Punya Modal Kuat, Cagub Luluk Optimis Menang di Pilgub Jatim

Namun, gambar rancangan pesawat tersebut menunjukkan bagian tengah dari badan pesawat dan bagian bawahnya menggunakan mesin jet, bagian sayap, dan stabilisator. Dalam beberapa sisi, rancangan ini disebut-sebut agak mirip dengan X-47B Northrop Grumman kendati penampung tampak lebih tebal yang digunakan untuk mengakomodasi tangki bahan bakarnya.

Angkatan Laut AS merencanakan MQ-25 Stingray sebagai sistem penerbangan udara tak berawak (UCAAS) yang sebelumnya dikenal dengan nama Carrier-Based Aerial-Refueling System (CBARS). Tujuannya adalah untuk memperluas jangkauan pesawat terbang dengan memberikan kemampuan pengisian bahan bakar yang tidak bergantung pada kapal tanker berbasis darat.

Pesawat Boeing dapat diluncurkan dengan menggunakan kapal induk dan darat dengan menggunakan sistem pemulihan kawat penahan, dan dirancang untuk beroperasi di dek dengan pesawat terbang lainnya serta melipat sayapnya untuk penyimpanan di hanggar.

New Atlas mengatakan, MQ-25 adalah penerus program Navy Unmanned Carrier-Launched Airborne Surveillance and Strike (UCLASS) yang digunakan untuk mempelajari potensi untuk membangun pesawat pengintai dan serang tanpa awak. Ini merupakan kelanjutan dari rencana Pentagon sejak Februari 2016 lalu yang sempat tertunda. (red)

Baca Juga:  President Macron to Moroccan Parliament: His Majesty the King Embodies 'Continuity of One of World's Oldest Dynasties, One of Facets of Modernity'

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 10