Mancanegara

Amerika Terbuka Menjalankan Diplomasi Damai Dengan Iran

Amerika terbuka menjalankan diplomasi damai dengan Iran.
Amerika terbuka menjalankan diplomasi damai dengan Iran/Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken/Foto: 124news.

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Amerika terbuka menjalankan diplomasi damai dengan Iran. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan bahwa AS siap melakukan diplomasi dengan Iran mengenai kesepakatan nuklir Iran 2015 yang ditandatangani oleh Iran dan kekuatan dunia. “jalan menuju diplomasi terbuka,” kata Blinken saat wawancara dengan National Public Radio,

Menurut Blinken, sikap AS pertama-tama adalah Iran harus kembali mematuhi kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) – yang di mata AS Iran masih jauh dari kepatuhan,

“Langkah pertama adalah Iran kembali ke kepatuhan. Dan Presiden [Joe] Biden telah menjelaskan dengan jelas bahwa jika mereka melakukannya, kami akan melakukan hal yang sama. Jalan menuju diplomasi terbuka sekarang. Iran masih jauh dari kepatuhan. Jadi kita harus melihat apa fungsinya,” kata Blinken kepada NPR.

Biden berjanji akan kembali ke kesepakatan nuklir yang ditinggalkan oleh pendahulunya Donald Trump untuk melakukan negosiasi lebih lanjut, termasuk program rudal Iran.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Blinken juga mengatakan bahwa, saat ini Iran jauh lebih dekat kemampuannya untuk memproduksi bahan fisil bagi senjata dibanding saat kesepakatan itu berlaku. “Hasilnya adalah saat ini Iran jauh lebih dekat untuk memiliki kemampuan memproduksi bahan fisil untuk senjata dalam waktu singkat daripada saat kesepakatan itu diberlakukan,” kata Blinken.

“Jadi saya pikir kami memiliki insentif untuk mencoba menempatkan Iran kembali ke perjanjian. Apalagi Iran masih memiliki insentif untuk keringanan sanksi mengingat keadaan ekonominya. Jadi saya pikir masih ada minat di kedua belah pihak … untuk melakukan ini,” katanya.

Blinken juga menambahkan bahwa minat tersebut dimiliki oleh pemangku kepentingan utama lainnya, termasuk negara-negara Eropa, Rusia dan Cina.

Di sisi lain, Israel telah menentang keras terhadap rencana Washington yang akan kembali ke kesepakatan nuklir Iran. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang telah lama menjadi pengkritik utama perjanjian tersebut – kembali mengingatkan Presiden Joe Biden

Baca Juga:  Drone AS Tidak Berguna di Ukraina

“Siapapun yang mendukung kebijakan kami, saya bersamanya. Dan siapa pun yang membahayakan kami, misalnya [kebijakan] mengenai nuklir Iran, yang merupakan ancaman eksistensial bagi kami, jadi saya menentangnya, dan saya tidak peduli apakah itu Demokrat,” kata Netanyahu pada hari Senin (15/2).

Sejauh ini, Biden memang belum berekomunikasi dengan Netanyahu setelah lebih dari tiga minggu menjabat. Hal ini membuat Israel tidak tenang meskipun Gedung Putih mengatakan bahwa Washington tidak bermaksud menghina Tel Aviv – dan mengatakan bahwa panggilan telepon pertama Biden dengan seorang pemimpin Timur Tengah akan dilakukan dengan Netanyahu, kata Gedung Putih, Selasa (16/2). (AS)

Related Posts

1 of 3,056